Minggu, 10 Maret 2013

Fokus ON

Berakhirnya Kuliah Kerja Terpadu (KKT), pada tanggal 4/3/2013, membuat kegiatan kembali seperti sediakala di kampus. Apa saja itu? Yang utama, adalah FOKUS on skripsi. Target lulus Bulan Juli 2013, menjadikan perhatian kepada revisi kuisioner, dan segera turun ke lapang untuk ambil data harus segera dilakukan. Skripsi, bukan satu-2nya kegiatan yang menyita waktu. Ada hal lain yang  menjadi tanggung jawab pada 3 bulan kedepan. Praktikum. Kebetulan, pada semester genap ini, Laboratorium mengampu 4 mata praktikum yaitu, Manajemen Agribisnis II (untuk angkatan 2012), Analisis Kelayakan Agribisnis dan Manajemen Sumberdaya (untuk angkatan 2011), dan Pemasaran Agribisnis (untuk angkatan 2010).

Dan yang menjadi istimewa adalah, praktikum dilaksanakan hanya pada hari Kamis dan Sabtu. Kebijakan baru dari Fakultas Pertanian, Universitas Jember, yang hanya menyediakan waktu untuk praktikum pada hari kamis harus diterima dengan lapang dada. Mengingat, keamanan yang menjadi alasan. Seringnya kejadian hilangnya kendaraan saat semester lalu membuat kebijakan tersebut muncul.

Jadwal Praktikumnya sebagai berikut:
Kamis, Jam 07.00-08.40, Ruang 4, 5, dan 6
Kamis, Jam 14.20-16.00, Ruang 4, 5, dan 6
Sabtu, Jam 07.00-08.40, Ruang 1, 4, 5, dan 6
Sabtu, Jam 12.30-14.10, Ruang 1, 4, 5, dan 6

Jadwal yang telah disepakati tersebut, harus diterima juga dengan lapang dada. Fokus utama harus tetap jalan, tanggung jawab yang lain juga harus berjalan. Semoga 3 bulan kedepan harapan dapat tercapai semua, kegiatan yang diagendakan berjalan dengan lancar. Semoga.
Tetap kerja..kerja..kerja..

Kamis, 28 Februari 2013

Kebahagiaan itu

Hari ini, tepat 22 tahun, saya menjalani hidup di dunia. Masih banyak yang belum saya ketahui dari dunia yang fana ini. Buktinya, makin lama,. makin banyak hal-2 yang belum saya ketahui dan mengerti. Menunjukkan betapa dangkalnya ilmu yang saya miliki.

Kembali ke memori setahun yang lalu, banyak kejadian yang (mungkin) tidak akan bisa saya lupakan. 18 Juni 2012, secara mengejutkan, sepeda motor MIO pemberian orang tua hilang. Lokasi kejadian: Parkiran kos, Jl. Jawa IV No.4. Kejadiannya tepat pada hari terkahir UAS semester 6. Panik awalnya, tetapi,  kepanikan itu hilang setelah orang tua berujar: tidak apa-2, itu barang diminta kembali oleh pemilik-Nya.

Selain itu, setahun ini, memberikan saya pengalaman luar biasa mengenai komoditas tembakau. Ahli-2 tembakau di Jember, memberikan saya pengetahuan baru, betapa hebatnya komoditas ini. Ahli-2 itu antara lain: H. Abdul Kahar Muzakir (Dirut Koperasi Agrobisnis Tarutama Nusantara KOPA TTN)), Prof. Kabul Santoso, MS. (Praktisi dan Akademisi Universitas Jember), HM Koentjoro (Ketua ITA Jember), Dr. Ignasisus Hartana (Praktisi dan Akademisi Universitas Jember), Iryono, SP., MP. (Calon Doktor dan Divisi  Litbang KOPA TTN), Julian Adam Ridjal, SP., MP. (Dosen Universitas Jember). Ahli-2 itu memberikan wawasan dan pengalaman baru mengenai komoditas tembakau. Bahkan, pada akhirnya, penelitian (skripsi) saya mengenai, konsep kemitraan petani tembakau dengan eksportir (KOPA TTN).

Yang terpenting, saya bisa skripsi setahun kebelakng ini. Dosen Pembimbing, sangat cocok dengan keinginan saya. Judul Langsung diterima. Konsep skripsi yang akan dilakukan oke! Puncaknya, Jumat, 21 Desember 2012, Seminar Proposal berlangsung. Spesialnya, Elisa Nurmawati, wanita yang sudah mendampingi dan mensupport saya selama 4 tahun lebih hadir. Kehadirannya, memberikan energi yang luar biasa kepada saya dalam menjalani seminar proposal itu.

17 Januari s/d 4 Maret 2013, Kuliah Kerja Terpadu (KKT), yang menjadi bagian dari mata kuliah wajib sedang berjalan. Bayangan lokasi KKT yang terpencil, dan lain sebagainya tidak terbukti! Lokasi KKT sangat mendukung, posko yang di tempati amat sangat layak. Rekan-2 KKT saling mendukung. Tak ada pertengkaran. Tak ada perpecahan. Semua, saling bahu membahu dan membantu. Tak ada kata lain yang patut diucapkan selama setahun ini selain: ALHAMDULILLAH!

Pagi tadi, sang kekasih mengirim pesan begini:
"On yout birthday do anything that brings a smile or suits your style. I'm so thanks to you who maturily understands me that's all I need you're not only my BF but also my future. So, thanks very much to keep my feel which always falling in love with you for a thousand times, forever. Happy Birthday,".
Dia, benar-2 ingin hidup bersama. Semoga saja kid keinginan tersebut menjadi nyata.

Harapan diumur ini adalah: Kembali fokus pada skripsi. Dapat wisuda bulan Juli 2013. Kalau memang jadi S2 ya semoga jadi, kalau tidak, semoga bekerja di tempat yang nyaman dan sesuai dengan keinginan saya. Dan yang terpenting, keinginan untuk segera berangkat UMRAH dapat terkabul. Aminn.

Ini Ucapan selamat ulang tahun dari sang kekasih:
Makasih Kid
Jember, 27 Februari 2013.

Rabu, 20 Februari 2013

Antusias berujung kebosanan

Sejak malam sudah ribut-2 di posko. Apa yang diributkan? Tak lain adalah, belum hadirnya Dian, Melinda, Wulan, dan Danar. Endhi yang akan menjalankan programnya besok pagi, merasa khawatir dengan ketidakhadiran 4 rekan tersebut. Mengapa? karena program KKT besok pagi, yang akan dilaksanakan di SDN Pace I, membutuhkan pinjaman laptop dari mereka. Wajarlah. Ternyata mereka memberikan kabar bahwa: akan hadir besok pagi sebelum program dimulai, kira-2 pukul 06:00 sudah sampai posko. Saya sarankan kepada Endhi, sekarang buat rencana besok mau apa aja kegiatannya, terus kita (Saya, Endhi, dan Rino) yang ada di posko segera istirahat.

Benar saja, pagi hari, sebelum pukul 06:00, Melinda sudah tiba di posko. Tak lama kemudian, Danar dan Dian yang tiba di posko. Tinggal Wulan yang belum tiba. Saya masih santai di kamar. Tidur-2an, karena masih dingin, dan enggan bergegas mandi :p. Pukul 06:30, Endhi menyuruh saya segera mandi. Wow, saya kaget karena sudah jam segitu. Padahal, rencananya program dimulai pukul 07:00. Bergegas saya mandi dengan cepat. Pun sampai saya selesai mandi, Wulan tak kunjung tiba. Saya ajak rekan-2 untuk tetap berangkat saja. Pikir saya: nanti Wulan juga akan menyusul langsung ke lokasi.

Kita semua berangkat menuju SDN Pace I. Sampai disana murid-2 bersorak dengan kedatangan kami. Saya agak sedikit malu dengan sorakan tersebut, tidak tahu dengan rekan-2 yang lain apa merasakan hal yang sama dengan saya. Ini suasana ketika awal kita semua tiba di lokasi.

Suasana SDN Pace I diawal kedatangan
Bergegas kita semua menuju ruang Kepala Sekolah. Bincang-bincang sebentar dengan Kepala Sekolah. Kita langsung mohon ijin untuk langsung melaksanakan program. Program yang akan dilaksanakan adalah pengenalan Komputer dan Pengenalan terhadap Microsoft Word. Dilanjutkan dengan program nonton film Semesta Mendukung (MestaKung). Mengapa MestaKung yang dipilih? kita semua menganggap, difilm MestaKung ada kesamaan etnis dengan penduduk sekitar, yaitu etnis Madura. Selain itu, semangat untuk berprestasi difilm tersebut diharapkan menjadi contoh bagi murid-2 SDN Pace I. Murid yang akan dijadikan sasaran hanya untuk murid kelas V dan VI saja.

Pukul 08:00, program dimulai. Endhi sebagai pemilik program tersebut, sedikit memberikan pemaparan mengenai asal-usul komputer, cara kerja, dan fungsinya menggunakan viewer. Mereka cukup antusias mendengarkan, apalagi setiap 7 orang memegang 1 laptop. Setelah pemaparan Endhi selesai, dilanjutkan dengan instruksi untuk menulis 1 paragraf secara langsung. Mereka berebut ingin menulis, akhirnya, daripada mereka berebut, saya usulkan saja untuk gantian menulisnya. Mereka sangat senang sekali ketika mendapat kesempatan untuk menulis langsung di laptop. Ini suasananya ketika mereka mengetik dilaptop.

Endhi memberikan pemaparan

Salah satu murid yang mengetik
Setelah menyelesaikan 1 paragraf contoh tulisan. Endhi memberikan hadiah, bagi yang pantas memperolehnya. Caranya sangat mudah: mereka memberanikan diri maju untuk ikut bersaing. Persaingannya adalah: mengetik kembali 1 paragraf itu. Siapa 3 yang tercepat memperoleh hadiah. Karena banyak yang maju, akhirnya, setiap laptop diwakili 1 orang yang mengetik. Mereka semua sangat bersemangat untuk mengetik, hingga muncullah ketiga pemenang itu, inilah wajah-wajah yang memenangkan hadiah itu.

Endhi dan pemenang hadiah
Berakhirnya pembagian hadiah, tepat dengan jadwal istirahat mereka, pukul 09:30. Sebelum mereka istirahat, kita ingatkan kepada mereka untuk kembali lagi ke aula setelah jam istirahat berakhir. Mereka akan kita ajak nonton bersama film Semesta Mendukung.

Saat istirahat ini, kita semua ke kantin sekolah. Makan adalah tujuannya, karena tadi masih belum sarapan. Di kantin sekolah yang sederhana, kita semua makan Nasi Pecel dengan lauk Telur+pindang. Enak masakannya. Ini saat makan di kantin SDN Pace I bareng sama Pak Gurunya.

Persiapan mau makan

Makan bareng dengan Pak Guru
Pukul 10:00, bel masuk berbunyi. Kita semua bergegas kembali ke aula. Sembari menunggu murid-2 masuk semua, kita menyiapkan film yang akan diputar. Gantian saya yang pimpin acara nonton film ini. Saya tanyakan dahulu, "apakah sudah cukup istirahatnya?," dengan sigap, mereka menjawab, "cukup,". Baiklah kalau begitu saya langsung mulai saja. Sebelum saya putar, saya jelaskan dahulu kalau mereka harus mencatat isi dari film tersebut. Tujuannya, untuk di ceritakan kembali diakhir pemutaran film. Saya tanya, "apakah bisa dimengeti?," serempak mereka menjawab, "MENGERTIIII,". Siipp, batin saya dalam hati. 

Pemutaran film saya mulai. 15 menit pertama mereka masih cukup tenang dan memperhatikan film tersebut. 30 menit film diputar, kegaduhan mulai timbul. Ada yang bicara sendiri, ada yang mulai tidur selonjoran. Rupanya mereka mulai bosan. Saya coba himbau mereka semua. Karena suasana makin lama, makin ramai. Memasuki 45 menit pemutaran film, saya hentikan. Saya langsung aja tawarkan kepada mereka, siapa yang bisa menjelaskan jalannya film yang hanya 45 menit tadi. 3 orang maju. Semua menjelaskan jalannya film tersebut. Okelah, saya apresiasi saja penjelasan itu. Saya keluarkan 3 hadiah untuk masing-2 murid tersebut.
Ini saat proses pemberian hadiah.


Kegaduhan dimulai

Kebosanan melanda
Pembagian hadiah
Setelah pembagian hadiah, kita semua mengajak mereka untuk foto bersama, gunanya, selain untuk dokumentasi dan diupload ke blog ini, hehehehehe
Foto Bareng
 Nampang dulu dong, sebelum acara di mulai..
A Arief Fachruddin
Itulah sekelumit kegiatan Saya dan rekan-2 KKT Kelompok 27 Desa Pace, Kecamatan Silo
Sampai jumpa di lain kegiatan..

Senin, 18 Februari 2013

Manufacturing Hope 65

MEMBERSIHKAN GORONG-GORONG BUNTU DI OTAK

SAMBIL mengambil pisau bedah, Dokter Terawan mulai menyanyikan lagu kesukaannya, Di Doa Ibuku. Suaranya pelan, tapi sudah memenuhi ruang operasi itu.

Saya berbaring di depannya, di sebuah ruang operasi di RSPAD Gatot Subroto Jakarta, Jumat pagi lalu. Peralatan operasi sudah disiapkan dengan rapi. Para perawat juga sudah berada di posisi masing-masing.

Sebenarnya saya tidak dalam keadaan sakit. Juga tidak punya keluhan apa pun. Hanya, saya memang sudah lama ingin melakukan ini: cuci otak. Sejak masih jadi direktur utama Perusahaan Listrik Negara dulu. Keinginan itu tertunda terus oleh kesibukan yang padat, terutama setelah menjadi menteri BUMN. Bahkan, keinginan untuk coba-coba melakukan stem cell pun tertunda sampai sekarang.

Mencoba merasakan cuci otak ini bisa dianggap penting, bisa juga tidak. Saya ingin mencobanya karena ini merupakan metode baru untuk membersihkan saluran-saluran darah di otak. Agar terhindar dari bahaya stroke atau perdarahan di otak. Dua bencana itu biasanya datang tiba-tiba. Kadang tanpa gejala apa-apa. Dan bisa menimpa siapa saja.

Saya tahu, metode cuci otak Dokter Terawan ini masih kontroversial. Pendapat kalangan dokter masih terbelah. Masih banyak dokter yang belum bisa menerimanya sebagai bagian dari medical treatment.

Pengobatan model Dokter Terawan, ahli radiologi yang berumur 48 tahun, yang berpartner dengan Dokter Tugas, ahli saraf yang berumur 49 tahun, ini masih terus dipersoalkan. Dia masih sering "diadili" di rapat-rapat profesi kedokteran.

Saya terus mengikuti perkembangan pro-kontra itu. Termasuk ingin tahu sendiri secara langsung seperti apa cuci otak itu. Dengan cara menjalaninya. Kesempatan itu pernah datang, tapi beberapa kali tertunda. Sebab, ada pasien yang lebih mendesak untuk ditangani. Sebagai orang sehat, saya harus mengalah.

Kamis malam lalu kesempatan itu datang lagi. Seusai sidang kabinet di istana, saya langsung masuk RSPAD Gatot Subroto. Berbagai pemeriksaan awal dilakukan malam itu: periksa darah, jantung, paru-paru, dan MRI. Dan yang juga penting dilakukan Dokter Tugas adalah ini: pemetaan saraf otak.

Beberapa tes dilakukan. Untuk mengetahui kondisi saraf maupun fungsi otak.

Keesokan harinya, pagi-pagi, saya sudah bisa menjalani cuci otak di ruang operasi. Saya sudah tahu apa yang akan terjadi karena dua minggu sebelumnya istri saya sudah lebih dulu menjalaninya. Saat itu saya menyaksikan dari layar komputer.

Cuci otak ini dimulai dengan irisan pisau di pangkal paha. Saat mengambil pisau, seperti biasa, adalah saat dimulainya Dokter Terawan menyanyikan lagu kesukaannya, Di Doa Ibuku.

Perhatian saya pun terbelah: mendengarkan lagu itu atau siap-siap merasakan torehan pisau ke pangkal paha yang tidak dibius. Tiba-tiba Dokter Terawan mengeraskan suaranya yang memang merdu. Saya pun kian memperhatikan lagu itu.

Saat puncak perhatian saya ke lagu itulah, rupanya Dokter Terawan menorehkan pisaunya. Tipuan itu berhasil membuat rasa sakit hanya melintas sekilas.

 Dan Dokter Terawan terus menyanyi:

 Di waktu masih kecil
 Gembira dan senang
 Tiada duka kukenang
 Di sore hari nan sepi
 Ibuku berlutut
 Sujud berdoa
 Kudengar namaku disebut
 Di doa ibuku

Sebuah lagu yang isinya kurang lebih saya alami sendiri saat saya masih kecil, sebelum ibu saya meninggal saat saya berumur 10 tahun. Otomatis perhatian saya ke lagu itu. Itulah cara Dokter Terawan membius pasiennya.

Saya jadi teringat saat memasuki ruang operasi menjelang ganti hati enam tahun lalu di RS Tianjin, Tiongkok. Ruang operasi dibuat ingar-bingar oleh lagu rock yang lagi top-topnya saat itu di sana: Mei Fei Se Wu, yang berarti bulu mata menari-nari. Sebelum lagu berbahasa Mandarin itu berakhir, saya sudah tidak ingat apa-apa lagi: Saya dimatikan selama 13 jam.

Demikian juga Dokter Terawan. Sambil terus menyanyikan Di Doa Ibuku, dia mulai memasukkan kateter dari luka di pangkal paha itu. Lalu mendorongnya menuju otak. Kateter pun terlihat memasuki otak kanan. "Sebentar lagi akan ada rasa seperti mint," ujar Terawan.

Benar. Di otak dan mulut saya terasa pyar yang lembut disertai rasa Mentos yang ringan.

Itulah rasa yang ditimbulkan oleh cairan pembasuh yang disemprotkan ke saluran darah di otak. "Rasa itu muncul karena sensasi saja," katanya.

Hampir setiap dua detik terasa lagi sensasi yang sama. Berarti Dokter Terawan menyemprotkan lagi cairan pembasuh lewat lubang di dalam kateter itu. Saya mulai menghitung berapa pyar yang akan saya rasakan. Kateter itu terus menjelajah bagian-bagian otak sebelah kanan. Pyar, pyar, pyar. Lembut. Mint. Ternyata sampai 16 kali.

Begitu dokter mengatakan pembersihan otak kanan sudah selesai, saya melirik jam. Kira-kira delapan menit.

Kateter lantas ditarik. Ganti diarahkan ke otak kiri. Rasa pyar-mint yang sama terjadi lagi. Saya tidak menghitung. Perhatian saya beralih ke pertanyaan yang akan saya ajukan seusai cuci otak nanti: Mengapa dimulainya dari otak kanan?

Usai mengerjakan semua itu, Terawan menjawab. "Karena terjadi penyumbatan di otak kiri Bapak," katanya.

Hah? Penyumbatan? Di otak kiri? Mengapa selama ini tidak terasa? Mengapa tidak ada gejala apa-apa? Mengapa saya seperti orang sehat 100 persen?

Dokter Terawan, kolonel TNI-AD yang lulusan Universitas Gadjah Mada Jogjakarta dengan spesialisasi radiologi dari Universitas Airlangga Surabaya itu, lantas menunjuk ke layar komputer. "Lihat sebelum dan sesudahnya," ujar Terawan.

Sebelum diadakan pencucian, satu cabang saluran darah ke otak kiri tidak tampak di layar. "Mestinya bentuk saluran darah itu seperti lambang Mercy. Tapi, ini tinggal seperti lambang Lexus," katanya.

Setiap orang ternyata memiliki lambang Mercy di otaknya. "Nah, setelah yang buntu itu dijebol, lambang Mercy-nya sudah kembali," katanya sambil menunjuk layar sebelahnya. Jelas sekali bedanya.

Karena saluran yang buntu itu, beban gorong-gorong di otak kanan terlalu berat. "Lama-lama bisa terjadi pembengkakan dan pecah," katanya. "Lalu terjadilah perdarahan di otak," tambahnya.

Alhamdulillah. Puji Tuhan. Saya pun langsung teringat Pak Sumaryanto Widayatin, deputi menteri BUMN bidang infrastruktur dan logistik yang hebat itu. Yang juga ketua alumni ITB itu. Yang idenya banyak itu. Yang terobosan birokrasinya tajam itu. Sudah hampir setahun terbaring tanpa bisa bicara dan hanya sedikit bisa menggerakkan anggota badan.

Saluran darah ke otaknya pecah justru di tengah tidurnya menjelang dini hari. Saya sungguh menyesal tidak menyarankannya ke Terawan sebelum itu. Penyesalan panjang yang tidak berguna. Kini, setelah perawatan yang panjang oleh istrinya yang hebat, Pak Sum memang terlihat kian segar dan pikirannya tetap hidup bergairah, tapi masih perlu banyak waktu untuk bisa bicara.

Setelah cuci otak ini berhasil membersihkan gorong-gorong yang buntu, saya kembali ke kamar. Kaki tidak boleh bergerak selama tiga jam. Tapi, sore itu saya sudah bisa terbang ke Surabaya. Untuk merayakan Imlek bersama masyarakat Tionghoa dan besoknya mengadakan khataman Alquran bersama para hufadz di rumah saya.

Tiap hari Dokter Terawan sibuk dengan antrean yang panjang. Ada yang karena sakit, ada juga yang karena ingin tetap sehat.

Bagi yang cito, akan langsung ditangani. Tapi, bagi yang sehat, antrenya sudah mencapai tiga bulan. Sebab, hanya sekitar 15 orang yang bisa ditangani setiap hari. Lebih dari itu, bisa-bisa Terawan sendiri yang akan mengalami perdarahan di otaknya.

Belum diterimanya metode itu oleh dunia kedokteran di seluruh dunia membuat gerak Terawan terbatas. Misalnya tidak bisa secara terbuka mengajarkan ilmunya itu ke dokter-dokter lain agar antrean tidak terlalu panjang. Sampai hari ini, baru dialah satu-satunya di dunia yang bisa melakukan cara itu.

Kalau profesi dokter tidak segera bisa menerima metode itu, jangan-jangan Persatuan Insinyur Indonesia yang akan segera mengakuinya. Anggap saja Terawan ahli membersihkan gorong-gorong yang buntu. Hanya, gorong-gorong itu letaknya tidak di Bundaran HI. (*)

 Dahlan Iskan
Menteri BUMN


Sumber: http://www.jpnn.com/read/2013/02/18/158865/Membersihkan-Gorong-Gorong-Buntu-di-Otak-http://www.jpnn.com/

Perpisahan (lagi) dengan Punggawa Laboratorium Manajemen Agribisnis

tokk..tokk..tokk.. HandPhone berdering tepat pukul 12:50. Rupanya Entry, salah satu rekan asisten Lab mengirimkan pesan kepada saya. Bunyinya, "Mas mbak kita di ajak mas hadi jam 4, nanti sore di KFC, bisa kan?". Jawaban saya, "Pasti bisa, kalau makan :p". Ya, siang-siang di sms seperti itu, rasanya sangat bergairah di cuaca yang agak mendung itu. Tapi, ingatan saya jadi mundur ke belakang, mengapa? Karena, acara makan ini menjadi ajang perpisahan dengan rekan Lab saya, namanya Hadi Purnomo Sidi. Akhir semester kemarin, dia mengundurkan diri karena merasa tidak bisa lagi berbagi waktu dengan kegiatan di Lab. Dia sedang sibuk dengan usaha-usaha yang lagi di rintisnya.

Sejauh ini, yang saya tau, usaha yang digeluti pada bidang pertanian. Dia melakukan usaha pembenihan pada komoditas Jagung. Hasilnya, ada yang di setorkan ke Perusahaan pembenihan jagung Pionner. Saya tidak mengerti apa alasannya mengusahakan pembenihan jagung. Bagi saya, yang penting adalah: sudah melakukan usaha sejak dini. Usaha sejak muda menurut saya sangat baik. Pengalaman-pengalaman berusaha sejak muda berusaha akan bermanfaat dikemudian hari, tetapi saya masih belum bisa berbuat seperti itu. Doa saya: semoga usahamu berhasil had.

Kembali ke acara makan-2. Pukul 15:10, hujan turun sangat lebat. Saya segera mengirimkan pesan kepada Entry. Bunyinya, "apakah jadi? hujan-2 begini". Balasnya, "kalau tidak aada mobil, makan-2 mundur menjadi malam hari". Saya berpikir, hujan lebat seperti ini, biasanya lama redanya. Akhirnya, saya balas aja, "mending langsung aja ditetapkan malam hari". Pukul 16:30, Entry mengirim pesan kepada saya, bunyinya, "setelah maghrib mas". Baguslah kalau gitu. Bisa santai dikit, sambil membersihkan kamar yang lagi berantakan.

Pukul 18:28, Entry mengirim pesan kepada saya, "yukk mas ketemu di KFC". Segera saya ganti baju, bersiap meluncur ke KFC Jember di Jl. Gajah Mada. Sesampainya disana, Hadi dan rekan-2 yang lain sudah tiba. Bahkan, Hadi sudah antri untuk pesan. Saya yang baru hadir memutuskan: terserah sajalah mau pesan apa buat saya. Saya tinggal untuk cuci tangan, ketika kembali ternyata rekan-2 sudah memilih tempat duduk. Saya hampiri dan saya lihat ternyata, yang hadir hanya: Entry dan Annona, ada 2 rekan Lab saya yang tidak bisa hadir, yaitu Ela dan Yanti. Bersamaan dengan itu, Hadi datang membawa apa yang dipesan. Saya yang memang lapar, langsung saja menyantap makanan itu. Mungkin, tidak sampai 5 menit sudah habis, hehehehe. Hadi menawari saya lagi untuk memesan yang lain. Saya pikir, boleh juga tuh tawarannya. Sambil menunggu rekan-2 yang lain selesai, saya berpikir pesan apa lagi ya enaknya. Burger menjadi pilihan selanjutnya. Rupanya, Entry dan Annona juga masih ingin memesan menu yang lain. Mereka berdua, memilih Es Krim sebagai menu selanjutnya. Entry memesan lagi, saya dan Hadi berbincang tentang kegiatan Kuliah Kerja Terpadu (KKT), karena kebetulan kami sedang menjalani KKT di Desa-desa yang ada di Kab. Jember.

Tak lama berselang, Entry tiba membawa pesanan. Sebelum makan lagi, kita sempatkan berfoto-foto dulu. Kapan lagi momen-momen seperti ini diabadikan, hehehe. Berikut ini, sebagian foto-foto yang kita lakukan tadi malam saat berada di KFC

ki-ka : Arief, Entry, Annona, Hadi

Annona dan Entry

Menu Lanjutan itu
Setelah foto-foto selesai, perbincangan singkat dilakukan. Tak lama kemudian, Hadi pamit untuk "cabut" dulu karena ada acara lain. Tinggal saya ber-tiga berbincang-bincang, mulai KKT, Magang, hingga skripsi. Setelah saya rasa cukup, perbincangan saya akhiri dan kita balik lagi kos bersama-sama.

Sekelumit cerita acara makan-2 sekaligus perpisahan dengan anggota Laboratorium Manajemen Agribisnis.