BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Permasalahan
Perbanyakan tanaman yang lazim disebut pembibitan tanaman merupakan usaha atau cara untuk menghasilkan bibit tanaman. Pengadaan bibit tanaman dapat digolongkan menjadi dua, yakni usaha bersifat komersial dan non komersial. Pengadaan bibit yang bersifat komersial adalah pengadaan bibit dalam jumlah besar guna memperoleh nilai lebih dari pengusahaannya sedangkan pengadaan bibit yang bersifat non komersial adalah pengadaan bibit yang hanya ditujukan untuk keperluan sendiri atau diberikan kepada tetangga dan kenalan untuk memenuhi permintaan mereka (Kalie, 2000).
Secara teknis perbanyakan tanaman digolongkan menjadi dua, perbanyakan generatif dan perbanyakan vegetatif. Perbanyakan generatif merupakan perbanyakan secara kawin. Perbanyakan vegetatif disebut juga perbanyakan secara tak kawin. Salah satu perbanyakan secara vegetatif ini adalah dengan cara mencangkok, bahkan cangkok merupakan suatu cara perbanyakan tanaman paling tua di dunia. Cara ini tergolong mudah dan sederhana, suatu cabang muda saat masih di pohon diusahakan dapat berakar, kemudian setelah berakar cabang dipotong dan ditanam sebagai suatu tanaman baru (Kalie, 2000).
Jenis-jenis tanaman yang biasa dicangkok adalah pohon buah-buahan, misalnya mangga, beberapa jenis jeruk (jeruk besar, jeruk nipis, jeruk manis dan jeruk siem), berbagai jenis jambu (jambu biji, jambu air, jambu monyet), dilema, belimbing manis, lengkeng dan sebagainya. Selain tanaman buah-buahan, tanaman hias bisa juga dicangkok, misalnya bunga sakura, kemuning, soka, nusa indah, bugenvil, cemara dan sebagainya (Wudianto, 1998).
Keuntungan penggunaan teknik pembibitan secara vegetatif antara lain keturunan yang didapat mempunyai sifat genetik yang sama dengan induknya, tidak memerlukan peralataan khusus, alat dan teknik yang tinggi kecuali untuk produksi bibit dalam skala besar, produksi bibit tidak tergantung pada ketersediaan benih/musim buah, bias dibuat secara kontinyu dengan mudah sehingga dapat diperoleh bibit dalam jumlah yang cukup banyak, meskipun akar yang dihasilkan dengan cara vegetatif pada umumnya relatif dangkal, kurang beraturan dan melebar, namun lama kelamaan akan berkembang dengan baik seperti tanaman dari biji, umumnya tanaman akan lebih cepat bereproduksi dibandingkan dengan tanaman yang berasal dari biji. Pembibitan secara vegetatif sangat berguna untuk program pemuliaan tanaman yaitu untuk pengembangan bank klon (konservasi genetik), kebun benih klon, perbanyakan tanaman yang penting hasilpersilangan terkendali, misalnya hybrid atau steryl hybrid yang tidak dapat bereproduksi secara seksual, perbanyakan masal tanaman terseleksi (Adinugraha, 2007).
1.2 Perumusan Masalah
1. Bagaimana cara melakukan pencangkokan tanaman mangga ?
2. Keuntungan dan kelemahan apa yang diperoleh dari mencangkok tanaman mangga ?
1.3 Tujuan dan Manfaat
1.3.1 Tujuan
1. Untuk Mngetahui dan mempelajari cara mencangkok, dan untuk mengetahui pertumbuhan akar cangkokan.
2. Untuk mengetahui pengaruh media cangkokan terhadap pembentukan sistem perakaran.
1.3.2 Manfaat
1. Dapat mengetahui dan mempelajari cara mencangkok, dan mengetahui pertumbuhan akar cangkokan.
2. Dapat mengetahui pengaruh media cangkokan terhadap pembentukan sistem perakaran.
BAB 2. PEMBAHASAN
2.1 Cara Mencangkok Tanaman Mangga
Mencangkok adalah teknik pengembangbiakan tanaman yang menggunakan organ vegetatif tanaman karena kualitas buahnya terjaga sama seperti induknya. Dalam proses pencangkokan hendaknya lapisan kambium batang dihilangkan. Kambium berperan besar dalam membentuk xylem dan floem, dengan dibersihkannya lapisan kambium pada waktu penyayatan maka zat-zat makanan ataupun segala sesuatu yang berasal dari daun-daun di bagian atas sayatan tidak mengalir ke bawah sayatan atau akar sehingga akan menggembung di bagian atas sayatan yang nantinya akan terjadi penumpukan auksin dan karbohidrat dan dengan media tanah yang digunakan auksin dan karbohidrat akan menstimulir timbulnya akar pada batang di bagian atas sayatan. Pencangkokan sebaiknya dilakukan pada musim hujan sehingga akan membantu dalam menjaga kelembaban media sampai berakar. Pembuatan cangkok pada satu pohon tidak bisa dilakukan dalam jumlah banyak, karena akan mengganggu atau merusak pohon tersebut.
Sarana dalam mencangkok
1. Peralatan
Peralatan yang diperlukan tidaklah harus peralatan modern dengan harga yang mahal, tapi cukup dengan peralatan yang sederhana asal dapat digunakan dengan enak dan sesuai dengan keperluannya. Pisau okulasi sebenarnya sangat cocok untuk pekerjaan menyayat kulit dahan, tapi apabila pisau ini dianggap mahal, dapat saja menggunakan pisau biasa asalkan cukup tajam. Ketajaman pisau sangat perlu, karena dengan pisau tajam dapat dihasilkan suatu keratan yang halus, bersih dan rapi serta tidak perlu mengulang beberapa kali keratan, dengan demikian tidak mengganggu pertumbuhan akar nanti.
Alat lain yang diperlukan adalah gunting pangkas atau yang juga sering disebut gunting dahan. Sesuai dengan namanya, gunting ini digunakan untuk menggunting dahan atau ranting-ranting daun yang jumlahnya berlebihan. Jika tidak ada gunting, bisa saja digunakan sabit atau pisau.
2. Media Cangkok
Media yang digunakan untuk mencangkok banyak sekali macamnya, tinggal pilij mana yang kita sukai dan tidak susah mencarinya. Kita dapat menggunakan mos, bubuk sabut kelapa, pupuk kandang, kompos, bahkan tanah comberanpun bisa digunakan. Hindarilah penggunaan tanah untuk media apalagi tanah mentah, karena jenis tanah demikian jika kering akan mengeras dan juga beras sehingga dapat mematahkan cabang cangkokan. Akhir-akhir ini banyak orang memanfaatkan lumut yang tumbuh padda batu-batuan untuk media cangkokan.
3. Pembalut Media
Ada beberapa macam bahan untuk membuat media. Dulu banyak digunakan ijuk, sabut kelapa yang tinggal seratnya, daun pisang, bahkan serpihan kain. Tapi sekarang banyak orang yang memilih yang lebih gampang dan praktis, yaitu plastik bening. Bahkan banyak juga digunakan pot dari plastik atau tanah yang khusus untuk mencangkok, kaleng bekas, tabung bumbu dan tali rafia.
Cara mencangkok yaitu,
Alat-alat yg diperlukan :
1. Pisau yang kuat dan tajam.
2. Serabut kelapa atau plastik kresek.
3. Tali atau karet ban dalam bekas.
4. Paku panjang 10 cm.
5. Ember atau apa saja media lain untuk menampung air.
6. Kursi/tangga/stegger, jika cabang terlalu tinggi.
7. Campuran tanah subur : Pupuk kandang : serabuk gergaji perbandingan 1:1:1
Langkah-langkah mencangkok :
1. Pertama, pastikan bahwa induk semang tanaman adalah dari varietas unggul, agar hasilnya nanti adalah bibit unggul juga.
2. Tentukan cabang yang lurus dan cukup besar agar nanti pohon cukup kuat untuk mandiri. Kira-kira berdiameter 3 cm.
3. Selanjutnya, kerat pangkal cabang menggunakan pisau. Kerat sekali lagi dari keratan pertama berjarak sekitar satu kepalan tangan atau 5 cm.
4. Buang kulit antara keratan tadi.
5. Setelah kulit kayu bersih, kerok lendir/getah sampai bersih dan kayu tidak licin lagi.
6. Ambil serabut kelapa atau plastik secukupnya ikat bagian bawah dulu.
7. Bentuk sedemikian rupa sehingga membentuk penampung, isi dengan campuran tanah yg sudah dipersiapkan. Isian harus cukup padat dengan cara ditekan-tekan.
8. Ikat bagian atas serabut atau plastik dan pastikan campuran tanah tertutup rapat.
9. Buat lubang-lubang utk pembuangan air berjarak 1 cm antar lubangnya (jika medianya adalah plastik).
10. Siram air sampai air menetes dari cangkokan.
11. Siram setiap pagi dan sore dan menjaga kelembapan.
12. Setelah akarnya banyak potong dari induknya, dipisahkan dan tanam di tempat yang telah ditentukan.
Menunggu hasil cangkokan hingga keluar akar selama 4-6 minggu baru cangkok siap untuk dipindahkan. Jika kondisi ini sudah memenuhi syarat seperti akar telah keluar dari pembungkus atau pembalutnya maka, potong tanaman dari induknya. Sebaiknya memotong menggunakan gergaji agar tanaman tidak rusak. Kurangi daun dan ranting. sisakan beberapa lembar daun saja untuk mengurangi penguapan.
2.2 Keuntungan dan Kelemahan Mencangkok
Mencagkok sendiri mempunyai keuntungan dan kelemhan seperti :
Keuntungan | Kelemahan |
- Sifat tanaman baru persis seperti induknya. - Tanaman dari bibit cangkok bisa menghasilkan buah dalam waktu yang relatif singkat ( ± 4 tahun). - Waktu yang dibutuhkan untuk perbanyakan relatif singkat, 1-3 bulan. | - Tidak dapat dilakukan secara besar-besaran. - Bibit cangkok sulit bertahan hidup di daerah yang air tanahnya rendah karena perakarannya pendek. - Perakaran tidak kuat untuk menopang berdirinya tanaman. |
BAB 3. PENUTUP
1. Mencangkok merupakan perkembangbiakan yang menggunakan organ vegetatif tanaman induk.
2. Pada saat mencangkok hendaknya kambium dihilangkan agar di bagian atas sayatan terjadi penumpukan auksin dan karbohidrat dan dengan media tanah yang digunakan auksin dan karbohidrat akan menstimulir timbulnya akar pada batang di bagian atas sayatan.
3. Sebaiknya pada saat memotong tanaman menggunakan gergaji agar tanaman tidak rusak dan mengurangi daun untuk mengurangi penguapan.
laporan opo iki mas?
BalasHapus