Kamis, 28 Februari 2013

Kebahagiaan itu

Hari ini, tepat 22 tahun, saya menjalani hidup di dunia. Masih banyak yang belum saya ketahui dari dunia yang fana ini. Buktinya, makin lama,. makin banyak hal-2 yang belum saya ketahui dan mengerti. Menunjukkan betapa dangkalnya ilmu yang saya miliki.

Kembali ke memori setahun yang lalu, banyak kejadian yang (mungkin) tidak akan bisa saya lupakan. 18 Juni 2012, secara mengejutkan, sepeda motor MIO pemberian orang tua hilang. Lokasi kejadian: Parkiran kos, Jl. Jawa IV No.4. Kejadiannya tepat pada hari terkahir UAS semester 6. Panik awalnya, tetapi,  kepanikan itu hilang setelah orang tua berujar: tidak apa-2, itu barang diminta kembali oleh pemilik-Nya.

Selain itu, setahun ini, memberikan saya pengalaman luar biasa mengenai komoditas tembakau. Ahli-2 tembakau di Jember, memberikan saya pengetahuan baru, betapa hebatnya komoditas ini. Ahli-2 itu antara lain: H. Abdul Kahar Muzakir (Dirut Koperasi Agrobisnis Tarutama Nusantara KOPA TTN)), Prof. Kabul Santoso, MS. (Praktisi dan Akademisi Universitas Jember), HM Koentjoro (Ketua ITA Jember), Dr. Ignasisus Hartana (Praktisi dan Akademisi Universitas Jember), Iryono, SP., MP. (Calon Doktor dan Divisi  Litbang KOPA TTN), Julian Adam Ridjal, SP., MP. (Dosen Universitas Jember). Ahli-2 itu memberikan wawasan dan pengalaman baru mengenai komoditas tembakau. Bahkan, pada akhirnya, penelitian (skripsi) saya mengenai, konsep kemitraan petani tembakau dengan eksportir (KOPA TTN).

Yang terpenting, saya bisa skripsi setahun kebelakng ini. Dosen Pembimbing, sangat cocok dengan keinginan saya. Judul Langsung diterima. Konsep skripsi yang akan dilakukan oke! Puncaknya, Jumat, 21 Desember 2012, Seminar Proposal berlangsung. Spesialnya, Elisa Nurmawati, wanita yang sudah mendampingi dan mensupport saya selama 4 tahun lebih hadir. Kehadirannya, memberikan energi yang luar biasa kepada saya dalam menjalani seminar proposal itu.

17 Januari s/d 4 Maret 2013, Kuliah Kerja Terpadu (KKT), yang menjadi bagian dari mata kuliah wajib sedang berjalan. Bayangan lokasi KKT yang terpencil, dan lain sebagainya tidak terbukti! Lokasi KKT sangat mendukung, posko yang di tempati amat sangat layak. Rekan-2 KKT saling mendukung. Tak ada pertengkaran. Tak ada perpecahan. Semua, saling bahu membahu dan membantu. Tak ada kata lain yang patut diucapkan selama setahun ini selain: ALHAMDULILLAH!

Pagi tadi, sang kekasih mengirim pesan begini:
"On yout birthday do anything that brings a smile or suits your style. I'm so thanks to you who maturily understands me that's all I need you're not only my BF but also my future. So, thanks very much to keep my feel which always falling in love with you for a thousand times, forever. Happy Birthday,".
Dia, benar-2 ingin hidup bersama. Semoga saja kid keinginan tersebut menjadi nyata.

Harapan diumur ini adalah: Kembali fokus pada skripsi. Dapat wisuda bulan Juli 2013. Kalau memang jadi S2 ya semoga jadi, kalau tidak, semoga bekerja di tempat yang nyaman dan sesuai dengan keinginan saya. Dan yang terpenting, keinginan untuk segera berangkat UMRAH dapat terkabul. Aminn.

Ini Ucapan selamat ulang tahun dari sang kekasih:
Makasih Kid
Jember, 27 Februari 2013.

Rabu, 20 Februari 2013

Antusias berujung kebosanan

Sejak malam sudah ribut-2 di posko. Apa yang diributkan? Tak lain adalah, belum hadirnya Dian, Melinda, Wulan, dan Danar. Endhi yang akan menjalankan programnya besok pagi, merasa khawatir dengan ketidakhadiran 4 rekan tersebut. Mengapa? karena program KKT besok pagi, yang akan dilaksanakan di SDN Pace I, membutuhkan pinjaman laptop dari mereka. Wajarlah. Ternyata mereka memberikan kabar bahwa: akan hadir besok pagi sebelum program dimulai, kira-2 pukul 06:00 sudah sampai posko. Saya sarankan kepada Endhi, sekarang buat rencana besok mau apa aja kegiatannya, terus kita (Saya, Endhi, dan Rino) yang ada di posko segera istirahat.

Benar saja, pagi hari, sebelum pukul 06:00, Melinda sudah tiba di posko. Tak lama kemudian, Danar dan Dian yang tiba di posko. Tinggal Wulan yang belum tiba. Saya masih santai di kamar. Tidur-2an, karena masih dingin, dan enggan bergegas mandi :p. Pukul 06:30, Endhi menyuruh saya segera mandi. Wow, saya kaget karena sudah jam segitu. Padahal, rencananya program dimulai pukul 07:00. Bergegas saya mandi dengan cepat. Pun sampai saya selesai mandi, Wulan tak kunjung tiba. Saya ajak rekan-2 untuk tetap berangkat saja. Pikir saya: nanti Wulan juga akan menyusul langsung ke lokasi.

Kita semua berangkat menuju SDN Pace I. Sampai disana murid-2 bersorak dengan kedatangan kami. Saya agak sedikit malu dengan sorakan tersebut, tidak tahu dengan rekan-2 yang lain apa merasakan hal yang sama dengan saya. Ini suasana ketika awal kita semua tiba di lokasi.

Suasana SDN Pace I diawal kedatangan
Bergegas kita semua menuju ruang Kepala Sekolah. Bincang-bincang sebentar dengan Kepala Sekolah. Kita langsung mohon ijin untuk langsung melaksanakan program. Program yang akan dilaksanakan adalah pengenalan Komputer dan Pengenalan terhadap Microsoft Word. Dilanjutkan dengan program nonton film Semesta Mendukung (MestaKung). Mengapa MestaKung yang dipilih? kita semua menganggap, difilm MestaKung ada kesamaan etnis dengan penduduk sekitar, yaitu etnis Madura. Selain itu, semangat untuk berprestasi difilm tersebut diharapkan menjadi contoh bagi murid-2 SDN Pace I. Murid yang akan dijadikan sasaran hanya untuk murid kelas V dan VI saja.

Pukul 08:00, program dimulai. Endhi sebagai pemilik program tersebut, sedikit memberikan pemaparan mengenai asal-usul komputer, cara kerja, dan fungsinya menggunakan viewer. Mereka cukup antusias mendengarkan, apalagi setiap 7 orang memegang 1 laptop. Setelah pemaparan Endhi selesai, dilanjutkan dengan instruksi untuk menulis 1 paragraf secara langsung. Mereka berebut ingin menulis, akhirnya, daripada mereka berebut, saya usulkan saja untuk gantian menulisnya. Mereka sangat senang sekali ketika mendapat kesempatan untuk menulis langsung di laptop. Ini suasananya ketika mereka mengetik dilaptop.

Endhi memberikan pemaparan

Salah satu murid yang mengetik
Setelah menyelesaikan 1 paragraf contoh tulisan. Endhi memberikan hadiah, bagi yang pantas memperolehnya. Caranya sangat mudah: mereka memberanikan diri maju untuk ikut bersaing. Persaingannya adalah: mengetik kembali 1 paragraf itu. Siapa 3 yang tercepat memperoleh hadiah. Karena banyak yang maju, akhirnya, setiap laptop diwakili 1 orang yang mengetik. Mereka semua sangat bersemangat untuk mengetik, hingga muncullah ketiga pemenang itu, inilah wajah-wajah yang memenangkan hadiah itu.

Endhi dan pemenang hadiah
Berakhirnya pembagian hadiah, tepat dengan jadwal istirahat mereka, pukul 09:30. Sebelum mereka istirahat, kita ingatkan kepada mereka untuk kembali lagi ke aula setelah jam istirahat berakhir. Mereka akan kita ajak nonton bersama film Semesta Mendukung.

Saat istirahat ini, kita semua ke kantin sekolah. Makan adalah tujuannya, karena tadi masih belum sarapan. Di kantin sekolah yang sederhana, kita semua makan Nasi Pecel dengan lauk Telur+pindang. Enak masakannya. Ini saat makan di kantin SDN Pace I bareng sama Pak Gurunya.

Persiapan mau makan

Makan bareng dengan Pak Guru
Pukul 10:00, bel masuk berbunyi. Kita semua bergegas kembali ke aula. Sembari menunggu murid-2 masuk semua, kita menyiapkan film yang akan diputar. Gantian saya yang pimpin acara nonton film ini. Saya tanyakan dahulu, "apakah sudah cukup istirahatnya?," dengan sigap, mereka menjawab, "cukup,". Baiklah kalau begitu saya langsung mulai saja. Sebelum saya putar, saya jelaskan dahulu kalau mereka harus mencatat isi dari film tersebut. Tujuannya, untuk di ceritakan kembali diakhir pemutaran film. Saya tanya, "apakah bisa dimengeti?," serempak mereka menjawab, "MENGERTIIII,". Siipp, batin saya dalam hati. 

Pemutaran film saya mulai. 15 menit pertama mereka masih cukup tenang dan memperhatikan film tersebut. 30 menit film diputar, kegaduhan mulai timbul. Ada yang bicara sendiri, ada yang mulai tidur selonjoran. Rupanya mereka mulai bosan. Saya coba himbau mereka semua. Karena suasana makin lama, makin ramai. Memasuki 45 menit pemutaran film, saya hentikan. Saya langsung aja tawarkan kepada mereka, siapa yang bisa menjelaskan jalannya film yang hanya 45 menit tadi. 3 orang maju. Semua menjelaskan jalannya film tersebut. Okelah, saya apresiasi saja penjelasan itu. Saya keluarkan 3 hadiah untuk masing-2 murid tersebut.
Ini saat proses pemberian hadiah.


Kegaduhan dimulai

Kebosanan melanda
Pembagian hadiah
Setelah pembagian hadiah, kita semua mengajak mereka untuk foto bersama, gunanya, selain untuk dokumentasi dan diupload ke blog ini, hehehehehe
Foto Bareng
 Nampang dulu dong, sebelum acara di mulai..
A Arief Fachruddin
Itulah sekelumit kegiatan Saya dan rekan-2 KKT Kelompok 27 Desa Pace, Kecamatan Silo
Sampai jumpa di lain kegiatan..

Senin, 18 Februari 2013

Manufacturing Hope 65

MEMBERSIHKAN GORONG-GORONG BUNTU DI OTAK

SAMBIL mengambil pisau bedah, Dokter Terawan mulai menyanyikan lagu kesukaannya, Di Doa Ibuku. Suaranya pelan, tapi sudah memenuhi ruang operasi itu.

Saya berbaring di depannya, di sebuah ruang operasi di RSPAD Gatot Subroto Jakarta, Jumat pagi lalu. Peralatan operasi sudah disiapkan dengan rapi. Para perawat juga sudah berada di posisi masing-masing.

Sebenarnya saya tidak dalam keadaan sakit. Juga tidak punya keluhan apa pun. Hanya, saya memang sudah lama ingin melakukan ini: cuci otak. Sejak masih jadi direktur utama Perusahaan Listrik Negara dulu. Keinginan itu tertunda terus oleh kesibukan yang padat, terutama setelah menjadi menteri BUMN. Bahkan, keinginan untuk coba-coba melakukan stem cell pun tertunda sampai sekarang.

Mencoba merasakan cuci otak ini bisa dianggap penting, bisa juga tidak. Saya ingin mencobanya karena ini merupakan metode baru untuk membersihkan saluran-saluran darah di otak. Agar terhindar dari bahaya stroke atau perdarahan di otak. Dua bencana itu biasanya datang tiba-tiba. Kadang tanpa gejala apa-apa. Dan bisa menimpa siapa saja.

Saya tahu, metode cuci otak Dokter Terawan ini masih kontroversial. Pendapat kalangan dokter masih terbelah. Masih banyak dokter yang belum bisa menerimanya sebagai bagian dari medical treatment.

Pengobatan model Dokter Terawan, ahli radiologi yang berumur 48 tahun, yang berpartner dengan Dokter Tugas, ahli saraf yang berumur 49 tahun, ini masih terus dipersoalkan. Dia masih sering "diadili" di rapat-rapat profesi kedokteran.

Saya terus mengikuti perkembangan pro-kontra itu. Termasuk ingin tahu sendiri secara langsung seperti apa cuci otak itu. Dengan cara menjalaninya. Kesempatan itu pernah datang, tapi beberapa kali tertunda. Sebab, ada pasien yang lebih mendesak untuk ditangani. Sebagai orang sehat, saya harus mengalah.

Kamis malam lalu kesempatan itu datang lagi. Seusai sidang kabinet di istana, saya langsung masuk RSPAD Gatot Subroto. Berbagai pemeriksaan awal dilakukan malam itu: periksa darah, jantung, paru-paru, dan MRI. Dan yang juga penting dilakukan Dokter Tugas adalah ini: pemetaan saraf otak.

Beberapa tes dilakukan. Untuk mengetahui kondisi saraf maupun fungsi otak.

Keesokan harinya, pagi-pagi, saya sudah bisa menjalani cuci otak di ruang operasi. Saya sudah tahu apa yang akan terjadi karena dua minggu sebelumnya istri saya sudah lebih dulu menjalaninya. Saat itu saya menyaksikan dari layar komputer.

Cuci otak ini dimulai dengan irisan pisau di pangkal paha. Saat mengambil pisau, seperti biasa, adalah saat dimulainya Dokter Terawan menyanyikan lagu kesukaannya, Di Doa Ibuku.

Perhatian saya pun terbelah: mendengarkan lagu itu atau siap-siap merasakan torehan pisau ke pangkal paha yang tidak dibius. Tiba-tiba Dokter Terawan mengeraskan suaranya yang memang merdu. Saya pun kian memperhatikan lagu itu.

Saat puncak perhatian saya ke lagu itulah, rupanya Dokter Terawan menorehkan pisaunya. Tipuan itu berhasil membuat rasa sakit hanya melintas sekilas.

 Dan Dokter Terawan terus menyanyi:

 Di waktu masih kecil
 Gembira dan senang
 Tiada duka kukenang
 Di sore hari nan sepi
 Ibuku berlutut
 Sujud berdoa
 Kudengar namaku disebut
 Di doa ibuku

Sebuah lagu yang isinya kurang lebih saya alami sendiri saat saya masih kecil, sebelum ibu saya meninggal saat saya berumur 10 tahun. Otomatis perhatian saya ke lagu itu. Itulah cara Dokter Terawan membius pasiennya.

Saya jadi teringat saat memasuki ruang operasi menjelang ganti hati enam tahun lalu di RS Tianjin, Tiongkok. Ruang operasi dibuat ingar-bingar oleh lagu rock yang lagi top-topnya saat itu di sana: Mei Fei Se Wu, yang berarti bulu mata menari-nari. Sebelum lagu berbahasa Mandarin itu berakhir, saya sudah tidak ingat apa-apa lagi: Saya dimatikan selama 13 jam.

Demikian juga Dokter Terawan. Sambil terus menyanyikan Di Doa Ibuku, dia mulai memasukkan kateter dari luka di pangkal paha itu. Lalu mendorongnya menuju otak. Kateter pun terlihat memasuki otak kanan. "Sebentar lagi akan ada rasa seperti mint," ujar Terawan.

Benar. Di otak dan mulut saya terasa pyar yang lembut disertai rasa Mentos yang ringan.

Itulah rasa yang ditimbulkan oleh cairan pembasuh yang disemprotkan ke saluran darah di otak. "Rasa itu muncul karena sensasi saja," katanya.

Hampir setiap dua detik terasa lagi sensasi yang sama. Berarti Dokter Terawan menyemprotkan lagi cairan pembasuh lewat lubang di dalam kateter itu. Saya mulai menghitung berapa pyar yang akan saya rasakan. Kateter itu terus menjelajah bagian-bagian otak sebelah kanan. Pyar, pyar, pyar. Lembut. Mint. Ternyata sampai 16 kali.

Begitu dokter mengatakan pembersihan otak kanan sudah selesai, saya melirik jam. Kira-kira delapan menit.

Kateter lantas ditarik. Ganti diarahkan ke otak kiri. Rasa pyar-mint yang sama terjadi lagi. Saya tidak menghitung. Perhatian saya beralih ke pertanyaan yang akan saya ajukan seusai cuci otak nanti: Mengapa dimulainya dari otak kanan?

Usai mengerjakan semua itu, Terawan menjawab. "Karena terjadi penyumbatan di otak kiri Bapak," katanya.

Hah? Penyumbatan? Di otak kiri? Mengapa selama ini tidak terasa? Mengapa tidak ada gejala apa-apa? Mengapa saya seperti orang sehat 100 persen?

Dokter Terawan, kolonel TNI-AD yang lulusan Universitas Gadjah Mada Jogjakarta dengan spesialisasi radiologi dari Universitas Airlangga Surabaya itu, lantas menunjuk ke layar komputer. "Lihat sebelum dan sesudahnya," ujar Terawan.

Sebelum diadakan pencucian, satu cabang saluran darah ke otak kiri tidak tampak di layar. "Mestinya bentuk saluran darah itu seperti lambang Mercy. Tapi, ini tinggal seperti lambang Lexus," katanya.

Setiap orang ternyata memiliki lambang Mercy di otaknya. "Nah, setelah yang buntu itu dijebol, lambang Mercy-nya sudah kembali," katanya sambil menunjuk layar sebelahnya. Jelas sekali bedanya.

Karena saluran yang buntu itu, beban gorong-gorong di otak kanan terlalu berat. "Lama-lama bisa terjadi pembengkakan dan pecah," katanya. "Lalu terjadilah perdarahan di otak," tambahnya.

Alhamdulillah. Puji Tuhan. Saya pun langsung teringat Pak Sumaryanto Widayatin, deputi menteri BUMN bidang infrastruktur dan logistik yang hebat itu. Yang juga ketua alumni ITB itu. Yang idenya banyak itu. Yang terobosan birokrasinya tajam itu. Sudah hampir setahun terbaring tanpa bisa bicara dan hanya sedikit bisa menggerakkan anggota badan.

Saluran darah ke otaknya pecah justru di tengah tidurnya menjelang dini hari. Saya sungguh menyesal tidak menyarankannya ke Terawan sebelum itu. Penyesalan panjang yang tidak berguna. Kini, setelah perawatan yang panjang oleh istrinya yang hebat, Pak Sum memang terlihat kian segar dan pikirannya tetap hidup bergairah, tapi masih perlu banyak waktu untuk bisa bicara.

Setelah cuci otak ini berhasil membersihkan gorong-gorong yang buntu, saya kembali ke kamar. Kaki tidak boleh bergerak selama tiga jam. Tapi, sore itu saya sudah bisa terbang ke Surabaya. Untuk merayakan Imlek bersama masyarakat Tionghoa dan besoknya mengadakan khataman Alquran bersama para hufadz di rumah saya.

Tiap hari Dokter Terawan sibuk dengan antrean yang panjang. Ada yang karena sakit, ada juga yang karena ingin tetap sehat.

Bagi yang cito, akan langsung ditangani. Tapi, bagi yang sehat, antrenya sudah mencapai tiga bulan. Sebab, hanya sekitar 15 orang yang bisa ditangani setiap hari. Lebih dari itu, bisa-bisa Terawan sendiri yang akan mengalami perdarahan di otaknya.

Belum diterimanya metode itu oleh dunia kedokteran di seluruh dunia membuat gerak Terawan terbatas. Misalnya tidak bisa secara terbuka mengajarkan ilmunya itu ke dokter-dokter lain agar antrean tidak terlalu panjang. Sampai hari ini, baru dialah satu-satunya di dunia yang bisa melakukan cara itu.

Kalau profesi dokter tidak segera bisa menerima metode itu, jangan-jangan Persatuan Insinyur Indonesia yang akan segera mengakuinya. Anggap saja Terawan ahli membersihkan gorong-gorong yang buntu. Hanya, gorong-gorong itu letaknya tidak di Bundaran HI. (*)

 Dahlan Iskan
Menteri BUMN


Sumber: http://www.jpnn.com/read/2013/02/18/158865/Membersihkan-Gorong-Gorong-Buntu-di-Otak-http://www.jpnn.com/

Perpisahan (lagi) dengan Punggawa Laboratorium Manajemen Agribisnis

tokk..tokk..tokk.. HandPhone berdering tepat pukul 12:50. Rupanya Entry, salah satu rekan asisten Lab mengirimkan pesan kepada saya. Bunyinya, "Mas mbak kita di ajak mas hadi jam 4, nanti sore di KFC, bisa kan?". Jawaban saya, "Pasti bisa, kalau makan :p". Ya, siang-siang di sms seperti itu, rasanya sangat bergairah di cuaca yang agak mendung itu. Tapi, ingatan saya jadi mundur ke belakang, mengapa? Karena, acara makan ini menjadi ajang perpisahan dengan rekan Lab saya, namanya Hadi Purnomo Sidi. Akhir semester kemarin, dia mengundurkan diri karena merasa tidak bisa lagi berbagi waktu dengan kegiatan di Lab. Dia sedang sibuk dengan usaha-usaha yang lagi di rintisnya.

Sejauh ini, yang saya tau, usaha yang digeluti pada bidang pertanian. Dia melakukan usaha pembenihan pada komoditas Jagung. Hasilnya, ada yang di setorkan ke Perusahaan pembenihan jagung Pionner. Saya tidak mengerti apa alasannya mengusahakan pembenihan jagung. Bagi saya, yang penting adalah: sudah melakukan usaha sejak dini. Usaha sejak muda menurut saya sangat baik. Pengalaman-pengalaman berusaha sejak muda berusaha akan bermanfaat dikemudian hari, tetapi saya masih belum bisa berbuat seperti itu. Doa saya: semoga usahamu berhasil had.

Kembali ke acara makan-2. Pukul 15:10, hujan turun sangat lebat. Saya segera mengirimkan pesan kepada Entry. Bunyinya, "apakah jadi? hujan-2 begini". Balasnya, "kalau tidak aada mobil, makan-2 mundur menjadi malam hari". Saya berpikir, hujan lebat seperti ini, biasanya lama redanya. Akhirnya, saya balas aja, "mending langsung aja ditetapkan malam hari". Pukul 16:30, Entry mengirim pesan kepada saya, bunyinya, "setelah maghrib mas". Baguslah kalau gitu. Bisa santai dikit, sambil membersihkan kamar yang lagi berantakan.

Pukul 18:28, Entry mengirim pesan kepada saya, "yukk mas ketemu di KFC". Segera saya ganti baju, bersiap meluncur ke KFC Jember di Jl. Gajah Mada. Sesampainya disana, Hadi dan rekan-2 yang lain sudah tiba. Bahkan, Hadi sudah antri untuk pesan. Saya yang baru hadir memutuskan: terserah sajalah mau pesan apa buat saya. Saya tinggal untuk cuci tangan, ketika kembali ternyata rekan-2 sudah memilih tempat duduk. Saya hampiri dan saya lihat ternyata, yang hadir hanya: Entry dan Annona, ada 2 rekan Lab saya yang tidak bisa hadir, yaitu Ela dan Yanti. Bersamaan dengan itu, Hadi datang membawa apa yang dipesan. Saya yang memang lapar, langsung saja menyantap makanan itu. Mungkin, tidak sampai 5 menit sudah habis, hehehehe. Hadi menawari saya lagi untuk memesan yang lain. Saya pikir, boleh juga tuh tawarannya. Sambil menunggu rekan-2 yang lain selesai, saya berpikir pesan apa lagi ya enaknya. Burger menjadi pilihan selanjutnya. Rupanya, Entry dan Annona juga masih ingin memesan menu yang lain. Mereka berdua, memilih Es Krim sebagai menu selanjutnya. Entry memesan lagi, saya dan Hadi berbincang tentang kegiatan Kuliah Kerja Terpadu (KKT), karena kebetulan kami sedang menjalani KKT di Desa-desa yang ada di Kab. Jember.

Tak lama berselang, Entry tiba membawa pesanan. Sebelum makan lagi, kita sempatkan berfoto-foto dulu. Kapan lagi momen-momen seperti ini diabadikan, hehehe. Berikut ini, sebagian foto-foto yang kita lakukan tadi malam saat berada di KFC

ki-ka : Arief, Entry, Annona, Hadi

Annona dan Entry

Menu Lanjutan itu
Setelah foto-foto selesai, perbincangan singkat dilakukan. Tak lama kemudian, Hadi pamit untuk "cabut" dulu karena ada acara lain. Tinggal saya ber-tiga berbincang-bincang, mulai KKT, Magang, hingga skripsi. Setelah saya rasa cukup, perbincangan saya akhiri dan kita balik lagi kos bersama-sama.

Sekelumit cerita acara makan-2 sekaligus perpisahan dengan anggota Laboratorium Manajemen Agribisnis.

Selasa, 12 Februari 2013

Manufacturing Hope 64

MENINGGALKAN EKSOTISME, MENUJU KEKUATAN TROPIKAL

KETIKA buah impor dari RRT membanjiri pasar Indonesia, apa yang harus kita perbuat? Mencegah saja dengan cara melarang atau mengenakan bea masuk yang tinggi tentu tidak cukup. Apalagi, ada ketentuan internasional yang tidak sembarangan bisa dilanggar.

Mengimbau agar tidak menyajikan buah impor memang baik, tapi juga belum cukup. Bersumpah untuk tidak makan buah impor seperti yang dilakukan dengan gagah berani oleh bupati Kulonprogo yang dokter itu memang heroik, tapi juga masih perlu jutaan hero lainnya.

Apa yang bisa dilakukan BUMN? Sebagai korporasi besar, BUMN bisa membantu banyak. Melalui aksi-aksi korporasi yang nyata. Misalnya terjun ke agrobuah secara besar-besaran dengan pendekatan korporasi.

Indonesia sebenarnya tidak perlu bersaing frontal dengan Tiongkok. Terutama di bidang buah. Dua negara besar itu bisa ambil posisi saling isi dan saling melengkapi. Tiongkok dengan empat musimnya memiliki kelemahan pokok: tidak mungkin bisa memproduksi buah tropis. Sebaliknya, Indonesia, negara tropis yang terbesar di dunia, bisa menghasilkan buah tropis seberapa banyak pun.

Maka, ketika Indonesia menjadi pasar buah impor dari Tiongkok, pada dasarnya yang masuk ke Indonesia adalah sebatas buah nontropis: apel, anggur, jeruk, pir, dan seterusnya. Seharusnya kita juga bisa menjadikan Tiongkok sebagai pasar yang besar untuk buah-buah tropis dari Indonesia: pisang, manggis, durian, avokad, dan seterusnya. Tiongkok tidak mampu menghasilkan jenis buah-buah tersebut.

Sayangnya, kita hanya bisa marah melihat kenyataan membanjirnya buah impor. Padahal, sebenarnya kita bisa berbuat banyak tanpa harus marah.

Kadang kita sudah sangat bangga dengan menyebutkan bahwa kita memiliki kekayaan buah-buah tropis yang eksotis. Gelar eksotis itu memang memabukkan, tapi juga membelenggu. Dengan gelar eksotis, berarti kita akan mempertahankan jumlahnya yang terbatas. Ibarat menjual daerah wisata, ini adalah wisata penyelaman. Menarik, tapi terbatas. Tidak bisa masal.

Maka, memasalkan buah tropis adalah kunci penting untuk bisa membalas menyerbu Tiongkok. Kita tidak bisa menyerbu Tiongkok dengan gelar eksotis itu.

Suatu saat saya mengunjungi pasar induk yang raksasa di Guangzhou. Saya masuk ke zona buah-buahan di pasar induk itu. Saya mencari di blok mana ada manggis. Saya mengelilingi berblok-blok pasar induk itu. Saya mengamati ratusan kontainer yang penuh berbagai buah Thailand di situ. Saya tidak menemukan manggis dan buah dari Indonesia lainnya.

Setelah berjam-jam di situ, saya baru menemukan manggis yang hampir saja tidak kelihatan karena hanya satu peti kayu kecil. Saya bolak-balik peti itu. Betul. Manggis Indonesia. Saya temukan pengirimnya: Denpasar, Bali.

Saya juga sudah mengunjungi pasar induk di Qingdao, Shandong. Juga di Tianjin. Sama. Tidak ada buah tropis dari Indonesia.

Pengalaman itu terus terbayang memenuhi pikiran saya. Maka, ketika saya diangkat menjadi menteri BUMN, saya terus memikirkan apa yang bisa diperbuat. Sampai suatu ketika saya mendapat tamu istimewa: Rektor IPB Prof Dr Herry Suhardiyanto MSc dan serombongan doktor dari kampus di Bogor itu.

Pak Rektor mengajukan ide buah tropis. Wow! Ini dia! Tumbu ketemu tutup!

Langsung saya ceritakan pengalaman saya itu. Hari itu juga keputusan diambil: BUMN bekerja sama dengan IPB mengembangkan buah tropis besar-besaran.

Ahli-ahli IPB dan Kepala Pusat Kajian Hortikultura Tropika IPB Prof Dr Ir Sobir MSi menyusun konsep ilmiah dan kajian pelaksanaannya. Termasuk memilih buah tropis apa saja yang akan dikembangkan.

Saya minta fokus saja pada tiga atau empat jenis buah dulu. Jangan menanam semua jenis sehingga kehilangan fokus.

Setelah tiga kali pertemuan, disepakati mengembangkan tiga jenis dulu: manggis, durian, dan pisang. IPB sudah memiliki ahli manggis yang cukup kuat di bawah koordinasi Dr Ir Sobir. Tim Dr Sobir itu sudah menyiapkan jenis-jenis manggis unggulan. Juga durian unggulan.

Tahun ini juga pengembangan buah tropis berbasis korporasi itu harus sudah dimulai. Lokasi awalnya di Jawa Barat di bawah PTPN VIII. Saat tim IPB menyiapkan kajian, direksi PTPN VIII di bawah pimpinan Dirut-nya, Ir Dadi Sunardi, menyiapkan lahannya.

Penanaman buah tropis itu tidak akan tanggung-tanggung. Tanaman manggisnya akan mencapai 3.000 hektare (ha). Duriannya juga 3.000 ha. Pisangnya kurang lebih sama.

Kalau program itu nanti berhasil, inilah perkebunan khas Indonesia, konsep Indonesia, dan untuk kepentingan Indonesia. Semua perkebunan yang ada selama ini adalah konsep Belanda, oleh Belanda, dan untuk Belanda: teh, gula, sawit, karet, tembakau na-oogst. Belanda tidak mewariskan perkebunan buah tropis untuk kita.

Kian tahun perkebunan buah tropis tersebut harus kian besar. Juga kian luas jangkauannya. Mulai Medan sampai Papua. Dengan demikian, pasokannya kian panjang.

Menurut ahli dari IPB, ketika wilayah Medan memasuki masa panen, kebun di Sumsel baru berbuah dan kebun di Jawa baru berbunga. Medan habis panen, Sulawesi baru kuncup. Begitulah. Berputar hampir sepanjang tahun. Panjangnya wilayah Indonesia bisa membuat masa panennya pun panjang.

Teman-teman di PTPN VIII kini lagi kerja keras menyiapkan sebuah perubahan besar. Dari hanya mengelola teh dan karet, kini harus ahli juga menanam manggis, durian, dan pisang.

Bagi IPB, ini juga bersejarah! Menemukan model dan jenis perkebunan khas Indonesia demi Indonesia! Karena itu, IPB akan me-launching program itu dalam sebuah acara besar di Bogor.

Saatnya negara tropis memiliki kekuatan buah tropikalnya! Lupakan kebanggaan eksotisnya! Nikmati kekuatan serbunya! (*)




 Dahlan Iskan
Menteri BUMN


Ini Link-nya:  http://www.jpnn.com/read/2013/02/11/157815/Meninggalkan-Eksotisme,-Menuju-Kekuatan-Tropikal-

Skripsi-KU

Nyampah di malam hari. Tapi, sampahnya berkualitas lhoo..
Setelah lama kupertimbangkan akhirnya aku rela proposal skripsi-KU kubagikan..
Semoga tidak di salah gunakan saja..
Ini link-nya..
Skripsi-KU

Semoga bermanfaat bagi kita semua..
Aminn..

Minggu, 10 Februari 2013

Puncak Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW 1434 H

Hmmmm, cukup melelahkan aktivitas hari ini..
Minggu, 10 Februari 2013, merupakan kegiatan inti dari pelaksanaan KKT di Desa Pace. Iya, hari ini adalah puncak kegiatan yang diadakan oleh rekan-2, dalam menyambut peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW 1434 H. Kegiatan yang dilakukan adalah,
1. Lomba Mewarnai tingkat PAUD se-Desa Pace
2. Lomba Mewarnai tingkat TK se-Desa Pace
3. Lomba Karaoke musik Islami tingkat TK, SD, dan TPQ se-Desa Pace
4. Lomba Tartil Al-Qur'an tingkat SD/MI se-Desa Pace
5. Lomba Tartil Al-Qur'an tingkat SMP/MTs se-Desa Pace

Sepertinya, banyak lombanya, padahal hanya 3 jenis lomba. Mewarnai, Karaoke Musik Islami, dan Tartil Al-Qur'an. Tapi, meskipun sedikit jenisnya, pesertanya tetap banyak lho..!!!! Untuk mewarnai tingkat PAUD, pesertanya 37 anak. Tingkat TK, pesertanya 200 anak. Sedangkan, lomba Karaoke Musik Islami, pesertanya 16 anak. Dan, untuk Tartil Al-Quran, tingkat SD/MI dan SMP/MTs, pesertanya 60 anak. Apakah, termasuk kategori banyak ya jumlah pesertanya ?

Hmm, padahal yang diperebutkan hanyalah, trophy dan sertifikat, yang bertanda tangan, Bapak Kepala Desa Pace (Muhammad Farohan, S.Pd) dan Ketua Panitianya (Endhi Septiawan), rekan KKT dari Fakultas Sastra, Jurusan Sastra Indonesia. Tapi, bukan itu yang menjadi tujuan utamannya. Menurut para Guru yang mendampingi, hal utama yang menjadi tujuan mengikuti lomba adalah, pengalaman dalam  bertanding. Boleh juga itu alasan. Kalau begitu saya ucapkan terima kasih sudah berpartisipasi, hehehehe...
Ini Trophy yang di perebutkan
Tapi, sebenarnya cukup dadakan pula persiapan menjelang hari H pelaksanaan. Saya dan Ketupatnya, baru Sabtu siang sampai di posko. Karena di Jember, harus memfotokopi kertas untuk mewarnai. Ternyata, sampai di Posko rekan-2 yang lain masih tetap santai seperti biasanya. Huh !!! Rekan-2 yang di posko bingung, apa yang harus diperbuat. Hmmmm, padahal sudah jelas instruksinya kemarin kalau harus pinjam kunci, beberapa ruangan Kantor Desa. Apa boleh buat, sore, langsung ngebut, menemui Pak Kades, untuk tanya pemegang kunci ruangan. Pak Sekdes yang memegang kunci, langsung kami temui. Selanjutnya, acara bersih-bersih segera di mulai.

Ruangan yang mendapat ijin dari Pak Kades untuk digunakan, adalah Ruang PKK, Ruang Pertemuan, Balai Desa, dan Rumah Dinas Pak Kades yang sudah tidak di tempati. Ruang PKK dan Pertemuan cukup di sapu saja, karena cuma berdebu, akan tetapi untuk Balai Desa dan Rumah Dinas Pak Kades, harus di sapu sekaligus di pel. Tugas pembersihan pun segera di bagi, kerja segera dilaksanakan. Secara cepat pembersihan di lakukan dan tidak terasa, Adzan Maghrib sudah berkumandang. Kami bergegas menyelesaikan pemasangan banner yang belum terpasang. Kemudian, kami semua kembali ke posko tepat pukul 18:05. Sampai posko, mandi, sholat, dan makan malam.

Kebingungan masih melanda kami semua. mengapa ? Sound system masih tidak tau bagaimana jadinya. Pak Abdurrahman, pemilik posko kami yang menjanjikan sound system, pergi ke Jember tidak pulang-2. Hingga larut malam, yang di tunggu tak kunjung tiba. Akhirnya, rekan-2 cuma menyepakati bahwa, ruangan PKK dan pertemuan digunakan untuk tempat mewarnai, rumah dinas Pak Kades untuk tartil Al-Qur'an, balai desa untuk karaoke. Good Job.

Pagi tadi, pukul 05:00, kami semua di bangunkan orang yang dinanti dari semalam, Bapak Abdurrahman Saleh. Beliau, membangunkan kami semua untuk mengambil sound system. SDN Pace I tujuannya. Secara cepat barang-2 itu masuk semua ke dalam mobil. Bergegas menuju Kantor Desa, set..set..wuettt.. pasang sana-sini. Kendala kecil-2 dalam masalah listrik teratasi. Pukul 07:00, peserta beserta wali murid sudah banyak yang hadir, padahal acara di mulai 07:30. Hebat, masih ada orang Indonesia yang ON-TIME. Kami semua kebingungan, maklum, belum ada yang mandi. Saya instruksikan, ketupatnya balik ke posko untuk mandi dahulu, mengingat ketupatnya bakal mengasi sambutan. Semakin banyak yang hadir, saya perintahkan kembali semua balik ke posko untuk mandi, kecuali saya. Biar, saya jaga Kantor Desa dulu sampai rekan-2 semua sudah siap. Yang cewek saya suruh agak cepat, mengingat akan ada registrasi bagi peserta. Tepat 07:20, rekan-2 sudah balik lagi ke Kantor Desa. Gantian, saya balik posko mandi, dan bisa agak santai, karena di Kantor Desa sudah banyak rekan-2 :p.

Wali Murid yang ON-TIME :p
Ketua Panitia (Endhi Septiawan) memberikan sambutan
Mandi dengan tenang, merawat diri dulu, baru berangkat lagi ke Kantor Desa. Tapi, alangkah terkejutnya saya, ketika sampai di Kantor Desa, ruangan yang di sediakan untuk mewarnai tidak mampu menampung jumlah peserta. Dengan cepat, Pak Abdurrahman membantu memberi instruksi kepada Guru dan Wali Muridnya untuk pindah ke Balai Desa. Huhhh, teratasi masalahnya. Yang jadi korban adalah, peserta lomba Karaoke Musik Islami, mereka tidak punya cukup banyak tempat untuk bergaya, hahahahaha. Tapi, ada keuntungannya juga, yang mewarnai bisa sambil melihat penampilan peserta Karaoke.

Bapak Abdurrahman memberikan instruksi
Betapa siapnya adik-2 mengikuti lomba ini
Acara berjalan lancar, alhamdulilah tidak ada kendala berarti saat acara berlangsung. Pukul 10:15, Karaoke sudah selesai, pun demikian dengan yang mewarnai sudah banyak yang di kumpulkan. Tartil masih berjalan setengah, maklum tartil lebih lama waktunya. Hingga pukul 11:45, lomba sudah berakhir semua. Legaaaa...

Penentuan Juara. Tinggal menunggu perhitungan nilai dari Juri saja. Santai, sambil beli cilok di, sekitar Kantor Desa. Pukul 12:20, juri sudah menyerahkan semua hasilnya. Wulan, selaku MC, mengumumkan siapa saja Juara I, II, dan III dari masing-masing perlombaan. 12:45, pengumuman selesai. Pemberian trophy dan sertifikat di berikan saat perpisahan KKT akhir Februari nanti. Jadi, tadi hanyalah simbolis saja. Kita semua senanggg...

Dewan Juri Karaoke Musik Islami


Peserta Lomba Karaoke

Peserta Lomba Tartil Al-Qur'an

Kebetulan terlihat


Macam-2 Dagangan

Ada Cilok, Gorengan, Jus

Es Wawan dan Sate


Peserta Lomba Mewarnai Menunggu Pengumuman Pemenang

Peserta Lomba Tartil Al-Qur'an Menunggu Pengumuman Pemenang

Juara III Lomba Mewarnai Tingkat PAUD

Juara I, Lomba Mewarnai Tingkat TK

Juara I, Lomba Tartil Al-Qur'an


Tugas baru menanti, bersih-bersih Kantor Desa. Maklum besok Senin aktivitas kerja sudah di mulai. Gerak cepat dilakukan, sapu sana-sini. Bakar sampah yang terkumpul. Memasukkan sound system ke dalam mobil. Menyapu lantai Ruang PKK, Pertemuan, Balai Desa, dan Rumah Dinas Pak Kades. 13:30, selesai semua pekerjaan, kita foto bersama di bawah Banner acara peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW. Balik ke Posko, Mandi, sholat dhuhur, makan, dan tidur.


Setelah Bersih-2 Kantor Desa


Itulah, kegiatan hari ini yang cukup melelahkan..
Terima kasih rekan-2 KKT Kelompok 27 Desa Pace, Kec. Silo, Kab. Jember.

Sampai jumpa kembali di lain kegiatan..

Sabtu, 09 Februari 2013

Pandanwangi PP

Perjalanan PP Jember-Banyuwangi, saat kuliah semester V. Perjalanan ini tanpa direncankan sama sekali, alias dadakan. Bermula, ketika malam tanggal 16 September 2011. Seperti biasa, ngopi di warung kopi BMW, Talangsari. Ketika ngobrol-2 itulah, terlintas di pikiran untuk jalan-2 ke Banyuwangi. Saya yang berasal dari Gresik, tidak pernah mengetahui Banyuwangi. Usulan rekan saya waktu itu, untuk menggunakan transportasi kereta. Secara langsung saya setujui, sekalian menikmati jalanan kerta pagi hari dari Jember menuju Banyuwangi, yang katanya melewati gunung dan, terowongan Gumitir.

Pagi hari, pukul 06:00, di rumah Rizal, di Lingkungan Pagah, Saya, Cahyo, Abram, Firman, Brega, Fauzil (acil), berkumpul untuk menaruh sepeda motor di rumahnya. Dari Pagah menuju stasiun Jember, berjalan kaki sejauh ± 2 Km. Cukup menyenangkan juga, mengingat jalan kaki beramai-ramai, dan dengan rekan-2 kuliah. Tepat pukul 06:30, kami semua sampai di stasiun Jember, dan langsung membeli tiket, seharga Rp 10.500,00 (kalau saya tidak salah ingat). Pukul 07:00, kereta berangkat menuju Banyuwangi, tut..tut..tutttt....

Kereta berangkat meninggalkan Kota Jember. Di dalam kereta, seperti biasa, lalu lalang penjual makanan, minuman, bahkan berjualan Nasi Pecel Garahan, yang katanya, enak menurut sebagian masyarakat di sekitar Jember. Memang benar, ketika kereta sampai di stasiun Garahan, banyak sekali penjual Nasi Pecel menjajakan makanannya. Saya yang merasa penasaran, membelinya untuk bisa merasakan Nasi Pecel Garahan. Enakkkkk!!!!

Sampai akhirnya, tiba di stasiun Banyuwangi yang paling terakhir (saya lupa namanya). Hal pertama yang di tuju adalah warung makanan :p. Maklum, kami semua pada suka makan. Inilah wajah-wajah orang suka makan!!!!

Rizal yang sedang kelaparan

Ini saat perjalanan pulang, jadi setelah kita semua makan, langsung beli tiket buat balik lagi ke Jember, ini suasana di dalam kereta ketika masih sepi penumpang..

ki-ka: Cahyo, Rizal, Arief, Fauzil, Firman, Abram

Cahyo, Rizal, Arief, Fauzil, Brega, Abram, Firman

Karena sepi, Fauzil tidur

Betapa bebasnya berdagang, sampai di gantung

Abram dengan senyum menawannya..

Datangnya kereta dari arah berlawanan
Itulah perjalanan ke Banyuwangi, yang hanya sehari..
sampai jumapa kembali...

Jumat, 08 Februari 2013

Program KKT Pola Tanam Vertikultur

Halloo semuaa...
Pagi tadi, saya dan rekan-2 KKT Desa Pace, Kecamatan Silo, Kab. Jember mengadakan, penyuluhan dan praktek pola tanam menggunakan sistem vertikultur. Pola tanam ini, bisa di terapkan untuk semua lapisan masyarakat, yang mempunyai pekarangan di depan rumah. Meskipun pekarangan rumahnya sempit. Pola tanam ini memang di khususkan untuk lahan pekarangan yang sempit.

Bahan utamanya bisa menggunakan berbagai macam, misal: paralon/pipa, bambu. Kebetulan, di Desa Pace ini banyak sekali bambu yang tersedia. Akhirnya daripada beli paralon/pipa lebih baik menggunakan bambu sajalah untuk program kali ini. Kira-kira, bahan yang diperlukan adalah: bambu, tanah, pupuk, paku, bibit yang akan di tanam. Sedangkan, alat yang diperlukan, adalah: palu, gergaji. Sederhana saja kan bahan dan alat yang diperlukan.

Untuk program kali ini, saya dan rekan-2 menggunakan bibit tanaman terong dan cabai. Cara yang pertama dilakukan adalah, sebagai berikut:
1. Memotong bambu dengan panjang masing-2 1 M.
2. Melubangi sekat-2 pada bambu.
3. Memberikan lubang pada bambu yang sudah terpotong, sebanyak 3 atau 4 lubang, pada bagian samping bambu.
4. Memberikan lubang kecil-2 sebanyak 4 atau 5 lubang pada bagian dasar bambu.
5. Memasukkan tanah ke dalam bambu yang sudah siap tersebut. Kemudian, di padatkan tanah tersebut.
6. Menanam bibit yang tersedia ke dalam lubang samping bambu yang sudah di lubangi.

Untuk lebih jelasnya, ini ada sebagian dokumentasi pembuatan tanaman vertikultur tersebut :

dari ki-ka : Rino, Endhi, Danar

Pembuatan bambu pada malam hari, saya tidak terlihat karena saya sudah tertidur :p, maafkan saya rekan-2 tidak membantu. Tapi yang sore hari saya sudah membantu lhoo...

Penanaman pada 3 batang bambu, untuk mempercepat penyuluhan

Gambar itu pada saat akan, diadakan penyuluhan dan penanaman bibit di, POS DAYA Seroja, Dusun Karang Tengah, Desa Pace.

Selain itu ini ada beberapa foto, pada saat kegiatan penyuluhan tengah berlangsung :



 itu ada adik-adik RA Al-Ibrahimi sedang melakukan senam, di pimipin oleh Bapak Guru yang menggunakan kaos berwarna orange di depan, SEMANGAT masih PAGIIIIIII...


itu Danar, rekan dari pertanian juga
ber-Jaket KKT Unej, ki-ka : Dian, Arief, Danar

itu ada saya yang sedang menunjuk ke netbook padahal sebenarnya tidak seberapa mengerti lhooo :p

Foto bersama dengan wali murid dan murid RA Al-Ibrahimi
itulah sekelumit kegiatan program KKT saya dan rekan-2 di Desa Pace, Kec. Silo, Kab. Jember.
ikuti kegiatan saya selanjutnya yaaa....


Kamis, 07 Februari 2013

Lebaran Bareng Keluarga Besar

yang ini adalah Avril, putri pertama dari keponakan ebes, tinggal di Kab. Malang, tepat di Rumah Dinas Yon Armed, ini Putrinya

Pada saat itu sedang ada acara kumpul bareng Keluarga Besar ebes di Mojosari. Si Avril mintak gendong sebelum balik pulang ke Malang.
dan ini adalah si-Mbah dari Ibu, sore-2 berkunjung ke rumah si-Mbah di Gresik dan berbincang di depan rumahnya, ini si-Mbah yang masih sehat, dan masih tetap enak masakannya, meskipun matanya sudah agak kabur pandangannya..
Hallooo si-Mbah

si-Mbah ini sangat senang, ketika cucunya berkunjung kerumahnya. Apapun yang ada di rumah pasti di berikan kepada cucunya. Apalagi soal makanan, semua cucunya harus mencicipi masakannya.
Tetap sehat dan kuat si-Mbah..
Acara Perpisahan dengan Asisten Laboratorium Manajemen Agribisnis Gery Zaky Al Masbut
, SP.
Jember, 19 Desember 2012

Dari atas ke kanan : Yulita Rachmalia, SP., Atma Fattah Wijayanti, SP., Ela Fitria Ninfrum, Annona Emhar
Dari bawah ke kanan : Hadi Purnomo Sidi, Gery Zaky Al Masbut, A Arief Fachruddin

Makan bersama ini, dilakukan di Ayam Bakar Wong Solo, Jl. Karimata..
Acara ini, sekaligus sebagai perpisahan dengan Mas Gery Zaky Al Masbut, SP. yang akan pindah ke Jakarta. Mas Gery diterima, untuk bekerja di PT. HM Sampoerna..
Selamat Berkarir buat Mas Gery semoga sukses.. 


Perpisahan dengan punggawa Laboratorium Manajemen Agribisnis

Acara Perpisahan dengan Asisten Laboratorium Manajemen Agribisnis Yulita Rachmalia, SP.
Jember 13 Oktober 2012

dari atas ke kanan      : Gery Zaky Al Masbut, SP., Yulita Rachmalia, SP., Annona Emhar
dari bawah ke kanan  : Hadi Purnomo Sidi, Tri Wijayanti, A Arief Fachruddin

Makan bersama ini, merupakan acara rutin Laboratorium sekaligus perpisahan dengan Mbak Yulita Rachmalia, SP.

selanjutnya ada acara perpisahan Mas Gery Zaky Al Mabut, SP
tunggu posting selanjutnya...