Pertanian (agriculture) bukan hanya merupakan aktivitas ekonomi untuk menghasilkan pendapatan bagi petani saja. Lebih dari itu, pertanian adalah sebuah cara hidup (way of life atau livehood) bagi sebagian besar petani di Indonesia. Oleh karena itu pembahasan mengenai sektor dan sistem pertanian harus menempatkan subjek petani, sebagai pelaku sektor pertanian secara utuh, tidak saja petani sebagai homo economicus, melainkan juga sebagai homo socius dan homo religius. Pembangunan pertanian berkelanjutan menjadi cara untuk terus meningkatkan taraf kehidupan petani di Indonesia. Mugnisjah[1]) menyatakan, visi dan misi pembangunan pertanian dirumuskan, yaitu (1) optimasi pemanfaatan sumber daya domestik, (2) perluasan spektrum pembangunan pertanian, (3) penerapan rekayasa teknologi pertanian spesifik lokasi, dan (4) peningkatan efisiensi sistem agribisnis dengan pemanfaatan IPTEK. Pembanguna pertanian tersebut bukan tanpa hambatan, hambatan dalam pembangunan pertanian di Indonesia yaitu nilai tukar rupiah serta gejolak politik dan isu yang terkait yang menyebabkan pembangunan pertanian terjadi fluktuasi sehingga perlu upaya untuk dapat menyetabilkan kondisi perekonomian dan politik di Indonesia. Hambatan tersebut dapat diatasi jika pemerintah dalam membuat kebijakan benar dan lebih berpihak kepada para petani sehingga para petani meras terlindungi dengan kebijakan yang pemerintah tetapkan karena dengan kebijakan tersebut petani merasa lebih diperhatikan oleh pemerintah.
Paradigma pembangunan pertanian berkelanjutan di Indonesia sangat memiliki potensi untuk terealisasikan. Menurut Mugnisjah[2]) peluang peluang yang dimiliki Indonesia untuk membangun pertanian dengan paradigma baru adalah sebagai berikut, (a) munculnya kawasan Asia Pasifik sebagai kekuatan ekonomi baru yang potensial bagi pemasaran produk pertanian Indonesia, (b) adanya penurunan peranan beberapa negara produsen pertanian pesaing Indonesia yang berartimeningkatkan kapasitas kompetitif Indonesia, (c) adanya kemungkinan penurunan proteksi baik yang dilakukan oleh negara-negara majumaupun oleh negara-negara berkembang sehingga akan memperluas pasar ekspor komoditi pertanian Indonesia, (d) masih adanya kesempatan untuk meningkatkan produksi melalui pemanfaatan IPTEK, perluasan areal tanam, dan peningkatan indeks pertanaman, (e) tersedianya plasma nutfah untuk sumber perbaikan varietas, baik untuk lahan subur maupun lahan marginal, (f) iklim Indonesia yang tropis memberikan kesempatan untuk mengusahakan berbagai tanaman sepanjang tahun, (g) ekosistem yang beragam antardaerah dengan keunggulan komoditi setempatnya dapat menghasilkan berbagai produk untuk perdagangan antardaerah, (h) penekanan kehilangan hasil dan peningkatan mutunya melalui perbaikan teknologi pascapanen dan pendekatan pemuliaan tanaman, (i) adanya kemauan politik pemerintah untuk memperbaiki kinerja pertanian, (j) penggunaan produk pertanian yang semakin beragam, yakni untuk pangan manusia dan bahan baku industri dan pakan ternak. Sumber daya pertanian seperti lahan dan air menjadi suatu yang sangat penting dalam pertanian karena konversi lahan secara besar-besaran menyebabkan lahan produktif di Indonesia menjadi berkurang sedangkan air menjadi sangat sulit saat ini ketika industri-industri membutuhkan air dengan jumlah yang begitu besar sehingga perlu upaya dari pemerintah untuk membuat regulasi yang adil terhadap kedua sumberdaya tersebut.
Menurut Subejo[3]) Dalam perubahan-perubahan yang terjadi dalam sektor pertanian negara-negara yang sedang berkembang, baik pada lingkungan internal maupun eksternal, terdapat tiga masalah pokok yang harus diperhatikan dalam penyusunan paradigma baru pembangunan pertanian. Pertama, di tengah-tengah perubahan-perubahan eksternal dan internal tersebut, bagaimana kita dapat menciptakan kebijaksanaan pertanian yang menjamin agar petani dapat memperoleh hak mereka atas air dan bibit, yang mereka butuhkan untuk mengelola usahatani secara lestari. Air merupakan sarana produksi yang utama bagi petani untuk membangun
usahataninya. Pada saat ini bukan lagi hanya terkait dengan kebutuhan pertanian, tetapi telah menjadi kebutuhan atau milik sektor perekonomian yang ada di negara kita. Bertambahnya peminat yang ingin memanfaatkan air mendorong terjadinya persaingan. Umumnya sektor pertanian menjadi sektor yang relatif lemah dalam kancah persaingan tersebut, birokrasi umumnya melihat industri lebih maju dari agraris sehingga mendapat prioritas yang lebih untuk mendapatkan hak atas air. Terkait dengan akses terhadap bibit, seperti halnya air, bibit merupakan salah satu sarana produksi utama dalam produksi pertanian. Petani semestinya memperoleh akses bibit yang murah, hal ini dapat dicapai bila pemerintah memberikan kembali hak kepada petani untuk memproduksi bibit bagi kepentingan komunitas pertanian mereka. Departemen Pertanian hendaknya melakukan penelitian bersama petani di lapangan atau di lahan petani dan dapat difokuskan dalam program penangkaran benih desa yang dapat mendukung otonomi petani dalam menyediakan bibit. Kedua, masalah pertanian tersebut berkaitan dengan masalah kedua, yakni bagaimana membangun suatu pertanian yang dapat menjamin adanya suatu sistim ketahanan pangan bagi
negara-negara yang sedang berkembang. Ketiga, bagaimana kita dapat melindungi dan memanfaatkan kekayaan alam yang berupa plasma nuftah yang dimiliki oleh negara-negara sedang berkembang, tidak hanya untuk kepentingan pembangunan sektor pertanian, tetapi juga sektor-sektor yang lain dalam perekonomian nasional negara-negara tersebut, demi kesejahteraan rakyat.
[1]) Mugnisjah, W. Q. 2007. Paradigma Pembangunan Pertanian Indonesia Masa Depan : Visi dan Misi. http://www.kecubung6.com/index2.php?option=com_content&do_pdf=1&id=138. [22 November 2010].
[2]) Mugnisjah. 2007. Paradigma Pembangunan Pertanian Indonesia Masa Depan: Skenario, Strategi, dan Implikasinya. http://kecubung6.com/index2.php?option=com_content&do_pdf=1&id=139. [22 November 2010].
[3]) Subejo. 2005. Globalisasi dan Isu-Isu Strategis Dalam Pembangunan Pertanian di Indonesia. http://subejo.staff.ugm.ac.id/wp-content/sorem-2005.pdf. [22 November 2010].
Nama saya, jayachandra fadhlan
BalasHapusdari Indonesia Saya seorang perancang busana dan saya ingin menggunakan media ini untuk memberi tahu semua orang agar berhati-hati dalam mendapatkan pinjaman di internet, begitu banyak pemberi pinjaman di sini untuk menipu orang. menipu Anda dengan uang hasil jerih payah Anda, saya mengajukan pinjaman untuk sekitar Rp900.000.000 wanita di Malaysia dan saya kehilangan sekitar 29 juta tanpa mengambil pinjaman, saya membayar hampir 29 juta masih saya tidak mendapatkan pinjaman dan bisnis saya tentang macet karena hutang. Ketika saya mencari perusahaan pinjaman yang dapat diandalkan, saya melihat iklan online lainnya dan nama perusahaan itu adalah PERUSAHAAN PINJAMAN KARINA ROLAND. Saya kehilangan 15 juta bersama mereka dan sampai hari ini, saya belum pernah menerima pinjaman yang saya usulkan. Teman baik saya yang mengajukan pinjaman juga menerima pinjaman, memperkenalkan saya ke perusahaan yang dapat dipercaya di mana Ibu KARINA bekerja sebagai manajer cabang, dan saya mengajukan pinjaman sebesar Rp900.000.000 dan mereka meminta kredensial saya, dan setelah itu mereka selesai memverifikasi detail saya, pinjaman itu disetujui untuk saya dan saya pikir itu hanya lelucon, dan mungkin ini adalah salah satu tindakan curang yang membuat saya kehilangan uang, tetapi saya tertegun. Ketika saya mendapatkan pinjaman saya dalam waktu kurang dari 24 jam dengan tingkat bunga rendah 2% tanpa jaminan. Saya sangat senang bahwa ALLAH menggunakan teman saya yang menghubungi mereka dan memperkenalkan saya kepada mereka dan karena saya selamat membuat bisnis saya melambung tinggi di udara dan dilikuidasi dan sekarang bisnis saya terbang tinggi di Indonesia dan tidak ada yang akan mengatakan demikian. tahu tentang perusahaan-perusahaan fashion. Jadi saya menyarankan semua orang yang tinggal di Indonesia dan negara lain yang membutuhkan pinjaman untuk satu tujuan atau yang lain untuk menghubungi Mrs. KARINA melalui email: (karinarolandloancompany@gmail.com) atau whatsapp hanya +1 (312) 8721- 592 Anda masih dapat menghubungi saya jika Anda memerlukan informasi lebih lanjut melalui email: (jayachandrafadhlan@gmail.com) Sekali lagi terima kasih telah membaca kesaksian saya, dan semoga ALLAH terus memberkati kami dan memberi kami umur panjang dan sejahtera.