Sabtu, 15 Oktober 2011

PERKECAMBAHAN BENIH PEPAYA

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang Permasalahan
Biji merupakan suatu organisasi yang teratur rapi, mempunyai persediaan bahan makanan yang cukup untuk melindungi serta memperpanjang kehidupannya. Walaupun banyak hal yang terdapat pada biji, tetapi baik mengenai jumlah, bentuk maupun strukturnya, mempunyai satu fungsi dan tujuan yang sama yaitu menjamin kelansungan hidupnya. Perkecambahan merupakan proses metobolisme biji hingga dapat menghasilkan pertumbuhan dari komponen kecambah ( Plumula dan Radikula ). Definisi perkecambahan adalah jika sudah dapat dilihat atribut perkecambahannya, yaitu plumula dan rdikula dan keduanya tumbuh normal dalam jangka waktu tertentu sesuai dengan ketentuan ISTA. Setiap biji yang dikecambahkan ataupun yang diujikan tidak selalu prosentase pertumbuhan kecambahnya sama, hal ini dipengaruhi  bebagai macam faktor-faktor yang mempengaruhi perkecambahan.
Pengertian perkecambahan ini tidak hanya dipakai khusus untuk biji (seed) tetapi juga dipakai untuk bagian tumbuhan lainnya. Selama proses pertumbuhan dan pemasakan biji (seed development and maturation), embryonic axis juga bertumbuh (grows). Setelah biji masak yaitu mencapai maximum dry weight yang biasanya bersamaan dengan masaknya buah, biji tersebut memasuki suatu periode waktu selama embryonic axis berhenti tumbuh. Pengaktifan kembali aktifitas pertumbuhan embryonic axis didalam biji yang terhenti untuk kemudian membentuk bibit(seedling) disebut perkecambahan. Secara visual dan morfologis suatu biji yang berkecambah (germinate) umumnya ditandai dengan terlihatnya akar (radicle) atau daun (plumule) yang menonjol keluar dari jiwa. Sebetulnya proses perkecambahan sudah dimulai dan berlangsung sebelum kenampakan ini.
Banyak faktor yang mengontrol proses perkecambahan biji, baik yang bersifat internal dan eksternal. Secara internal proses perkecambahan biji ditentukan keseimbangan antara promoter dan inhibitor perkecambahan, terutama asam gliberelin (GA) dan asam abskisat (ABA). Faktor eksternal dipengaruhi oleh oksigen, suhu, dan cahaya. Oksigen dipakai dalam proses oksidasi sel untuk menghasilkan energi. Perkecambahan memerlukan suhu yang tepat untuk aktivasi enzim. Perkecambahan tidak dapat berlangsung pada suhu yang tinggi, karena suhu yang tinggi dapat merusak enzim. Pertumbuhan umumnya berlangsung baik dalam keadaan gelap. Perkecambahan memerlukan hormone auksin dan hormone ini mudah mengalami kerusakan pada intensitas cahay yang tinggi. Karena itu di tempat gelap kecambah tumbuh lebih panjang daripada di tempat terang. 

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

Pepaya (Carica papaya L.) merupakan tanaman tropis yang berasal dari Amerika tropis. Pepaya termasuk dalam family Caricaceae dan genus Carica. Pusat penyebaran tanaman dari daerah Nikaragua dan Meksiko bagian selatan. Tanaman ini menyebar ke Benua Afrika dan Asia serta negara India pada abad ke-16 bersama pelayar bangsa Portugis. Dari India, tanaman ini menyebar ke berbagai negara tropis lainnya, termasuk Indonesia dan pulau-pulau di Lautan Pasifik di abad ke-17. Buah pepaya tergolong buah yang populer dan digemari oleh hampir seluruh penduduk dunia. Buah pepaya mempunyai daging yang lunak berwarna merah atau kuning serta rasa yang manis dan menyegarkan. Buah pepaya mengandung nilai gizi yang tinggi antara lain mengandung provitamin A dan vitamin C, juga mineral dan kalsium. Buah pepaya juga mempunyai khasiat untuk mempermudah buang air besar (Kalie, 2007).
Menurut Salomao dan Mundim (2000), Pepaya merupakan salah satu buah tropika unggulan yang sangat potensial untuk dikembangkan di Indonesia. Hingga saat ini benih tetap merupakan bahan utama dalam perbanyakan pepaya. Pengembangan pepaya memerlukan ketersediaan benih secara berkesinambungan, sebab peremajaan tanaman selalu diperlukan untuk mendapatkan produksi yang baik. Selain untuk kepentingan komersial, penanganan benih pepaya juga penting untuk pengelolaan plasma nutfah yang selama ini lebih banyak dikelola secara in situ karena daya simpan benihnya yang relatif singkat. Upaya memperpanjang daya simpan benih papaya merupakan salah satu permasalahan yang perlu dipecahkan, menggolongkan benih pepaya sebagai benih ortodok, namun kenyataannya daya simpannya relatif singkat dibandingkan benih ortodok umumnya.
Menurut Sari (2005), benih papaya digolongkan dalam kelompok benih intermediate, yaitu tidak tahan bila kadar air benih < 8%. Sementara itu menurunnya perkecambahan pada benih pepaya yang dikeringkan hingga kadar air 5% sebenarnya bukan disebabkan oleh hilangnya viabilitas, melainkan karena terjadinya induksi dormansi. Terjadinya induksi dormansi dan pemecahannya perlu dipelajari agar benih dapat disimpan dengan aman pada kadar air rendah, untuk menekan laju metabolisme dan meningkatkan daya simpannya.
Vigor benih maksimum dan berat kering benih maksimum merupakan sebagian dari ciri-ciri tercapainya masak fisiologis. Benih yang telah masak fisiologis telah mempunyai cadangan makanan sempurna sehingga dapat menunjang pertumbuhan kecambah. Tingkat kemasakan benih dapat dicirikan dari tingkat kemasakan buahnya. Masak fisiologis benih pepaya IPB-1 (Arum Bogor) dicapai pada saat kulit buah 90-100% berwarna kuning. Namun untuk memperoleh benih yang masak fisiologis dari buah yang matang di pohon mengalami berbagai kendala, antara lain gangguan hama (kelelawar), deraan cuaca, resiko buah terjatuh dari pohon, dan rawan pencurian. Hal–hal tersebut dapat mengakibatkan kehilangan hasil yang cukup besar (Murniati, 2008).
Menurut Kartasapoetra (1994), pemeraman sering digunakan untuk meningkatkan laju pematangan buah tertentu, terutama pada buahbuah yang bersifat klimakterik. Pepaya termasuk dalam buah klimakterik Selama pemeraman diduga kemasakan benih meningkat seiring dengan kematangan buah. Pemanenan sebelum masak fisiologis diikuti dengan pemeraman diharapkan dapat menghasilkan benih dengan viabilitas dan vigor yang tinggi seperti benih yang diperoleh dari buah yang dipanen saat masak fisiologis di pohon.

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan
Tabel 1. Hasil Pengamatan Perkecambahan Benih Pepaya
Perlakuan
Perkecambahan
Kulit benih pepaya
Kondisi perkecambahan
Hari ke-7
Hari ke-14
Normal
Mati
Normal
Abnormal
Mati
Benih tidak dikupas kulitnya
Terang
0
-
0
9
16
Gelap
0
-
0
0
25
Benih kulitnya dikupas sebagian
Terang
0
-
2
6
17
Gelap
4
-
3
6
16
Benih kulitnya dikupas seluruhnya
Terang
1
-
1
0
24
Gelap
0
-
0
2
23

Tabel 2. Jumlah Kecambah Normal
Jumlah Kecambah Normal
Perlakuan
Tidak Dikupas
Dikupas Setengah
Dikupas Semua
Terang
0
2
1
Gelap
0
3
0
 

Tabel 3. Jumlah Kecambah Mati Dan Abnormal
Jumlah Kecambah Mati dan Abnormal
Perlakuan
Tidak Dikupas
Dikupas Setengah
Dikupas Semua
Terang
25
23
24
Gelap
25
22
25

4.2 Pembahasan
Praktikum perkcambahan benih papaya yang dilaksanakan tanggal 16 April 2011 menggunakan 3 perlakuan berbeda yaitu biji papaya yang tidak dikupas kulitnya/endotestanya, biji papaya yang dikupas sebagian kulitnya, dan biji papaya yang dikupas seluruh kulitnya dan dari perlakuan tersebut ada yang di tempatkan di tempat gelap yang cawan petrinya diberikan kertas karbon hitam dan ada yang di tempatkan di tempat yang terang dengan cawan petri dibiarkan terbuka. Hasil pengamatana menunjukkan benih kecambah yang tumbuh normal pada tempat yang terang yaitu pada perlakuan dikupas sebagian kulitnya ada 2 biji, pada perlakuan dikupas semua kulitnya ada 1 biji, dan pada perlakuan yang tidak dikupas kultinya biji papaya tidak dapat berkecambah, sedangkan benih kecambah yang tumbuh normal pada tempat yang gelap yaitu pada perlakuan dikupas sebagian kulitnya ada 3, pada perlakuan semua kulitnya dan tidak dikupas kulitnya biji papaya tidak dapat berkecambah. Hasil pengamatan pada kecambah yang mati dan abnormal didapatkan hasil untuk biji papaya yang dikupas setengah dan diletakkan di tempat yang terang sejumlah 23 biji, biji yang tidak dikupas sejumlah 25, biji yang dikupas semua sejumlah 24 dan untuk biji papaya yang tidak dikupas dan diletakkan di tempat yang gelap sejumlah 25 biji, kulit yang dikupas sebagian sejumlah 22, dan semua kulitnya dikupas sejumlah 25 biji.  
Kecepatan berkecambah dihitung dengan cara membagi jumlah kecambah normal pada hari ke-7 dengan jumlah total biji yang dikecambahkan dikali 100%. Sedangkan untuk daya berkecambah dihitung dengan membagi jumlah kecambah normal pada hari ke-14 dengan jumlah total biji yang dikecambahkan dikali 100%, sehingga didapatkan hasil untuk kecepatan berkecambah pada biji yang diletakkan ditempat yang terang adalah 4% dan biji yang diletakkan di tempat yang gelap 16% serta daya berkecambah untuk biji yang diletakkan di tempat yang terang adalah 6% dan biji yang diletakkan di tempat yang gelap juga 12% dengan perhitungan terlampir.
Faktor yang dapat menyebabkan biji papaya tidak berkecambah adalah adanya aril, aril merupakan lapisan kulit biji papaya yang berupa zat berwarna keputihan lunak dan agak kering. Aril mengandung protein kasar, serat kasar dan abu yang dapat berpengaruh negatif terhadap perkecambahan biji, jika aril tidak dibuang maka kulit tersebut bersifat impermeable terhadap air atau udara padahal air atau udara tersebut dibutuhkan untuk perkecambahan. Faktor suhu dan cahaya juga mempengaruh perkecambahan biji papaya pada perlakuan biji yang diletakkan di tempat yang gelap biji lebih banyak yang terkontaminasi dan dinyatakan abnormal karena biji terkontaminasi oleh jamur, selain itu pada saat kegiatan praktikum media yang digunakan yaitu substrat kertas merang kurang terjaga kelembapannya sehingga perkecambahan tidak dapat tumbuh sesuai dengan fase yang seharusnya terjadi.
Pengaruh cahaya pada proses perkecambahan sebenarnya bukanlah masalah yang sangat penting karena pada proses perkecambahan faktor lingkungan yang berpengaruh adalah air, suhu, dan kadar oksigen. Cahaya hanyalah digunakan untuk menaikkan suhu bila diperlukan pada saat berkecambah dan kebutuhan tersebut tidak terus-menerus terjadi, faktor airlah yanh sesungguhnya berpengaruh terhadap perkecambahan benih papaya karena air berfungsi untuk melunakkan kulit benih, pertukaran gas, mengencerkan protoplasma, dan mentranslokasikan cadangan makanan. Hasil percobaan terlihat pada perlakuan kulit yang dikupas sebagian pada tempat terang biji yang tumbuh berjumlah 2 biji dan pada tempat gelap berjumlah 3 biji, hal ini membuktikan bahwa seseungguhnya cahaya bukanlah faktor yang begitu penting daripada air.
Penggunaan biji bagian tengah papaya pada praktikum karena pada bagian tengah papaya tersebut biji papaya terkumpul dan pada bagian tersebut kandungan pulp atau lapisan yang berlendir yang berfungsi untuk menjaga biji dari kekeringan sehingga pada saat digunakan praktikum tersebut biji papaya masih tersedia kandungan air di dalamnya.


BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
1.    kecepatan berkecambah pada biji yang diletakkan ditempat yang terang adalah 4% dan biji yang diletakkan di tempat yang gelap 16% serta daya berkecambah untuk biji yang diletakkan di tempat yang terang adalah 6% dan biji yang diletakkan di tempat yang gelap 12%
2.    Faktor yang dapat menyebabkan biji papaya tidak berkecambah adalah adanya aril, jika aril tidak dibuang maka kulit tersebut bersifat impermeable terhadap air atau udara, faktor suhu dan cahaya, substrat kertas merang kurang terjaga kelembapannya sehingga perkecambahan tidak dapat tumbuh sesuai dengan fase yang seharusnya terjadi.
3.    Cahaya hanyalah digunakan untuk menaikkan suhu bila diperlukan pada saat berkecambah dan kebutuhan tersebut tidak terus-menerus terjadi, faktor airlah yanh sesungguhnya berpengaruh terhadap perkecambahan benih papaya karena air berfungsi untuk melunakkan kulit benih, pertukaran gas, mengencerkan protoplasma, dan mentranslokasikan cadangan makanan jadi, cahaya bukanlah faktor yang begitu penting daripada air.
4.    Penggunaan benih bagian tengah papaya karena pada bagian tengah tersebut benih papaya terkumpul dan pada bagian tersebut kandungan pulp atau lapisan yang berlendir yang berfungsi untuk menjaga biji dari kekeringan.

5.2 Saran
Pada praktikum perkecambahan benih papaya diharapkan praktikan dapat selalu menjaga kelembapan media yang digunakan yaitu substrat kertas merang karena air sangat berpengaruh terhadap proses perkecambahan sehingga tingkat kegagalan dalam melakukan perkecambahan ini dapat dihindari.




DAFTAR PUSTAKA


Kalie, M. B. 2007. Bertanam Pepaya. Jakarta: Penebar Swadaya.

Kartasapoetra, A. G. 1994. Teknologi Penanganan Pasca Panen. Jakarta: Rineka Cipta.

Murniati M, dkk. 2008. Pengaruh Pemeraman Buah dan Periode Simpan terhadap Viabilitas Benih Pepaya (Carica papaya L.). Buletin Agronomi 36(2).

Salomao, A.N., R.C. Mundim. 2000. Germination of papaya seed in response to desiccation,     xposure to subzero temperatures, and gibberellic acid. Hort. Science 35(5).

Sari M, dkk. 2005. Pengaruh Sarcotesta dan Pengeringan Benih serta Perlakuan Pendahuluan terhadap Viabilitas dan Dormansi Benih Pepaya (Carica papaya L.). Buletin Agronomi 33(2).






1 komentar:

  1. First іs the fact that the wok Ms. The amount you
    ll need to take an indivіdual flight. Usіng a pre-designed proposal kit, ωhіch comеs to $8.

    Howеver, the AWA only estаblishes minimal standarԁs
    for the aiгline. Flea markets come іn many ԁesigns too аs shades.


    Feel free to visit my blog: free internet marketing tools

    BalasHapus